Menhan Ingatkan Generasi Muda Bahaya Terorisme dan Radikalisme

Selasa, 13 Agustus 2019 - 19:20 WIB
Menhan Ingatkan Generasi Muda Bahaya Terorisme dan Radikalisme
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu saat memberikan kuliah umum di depan ribuan mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di halaman depan Gedung Rektorat dr Prakosa, Selasa (13/8/2019). FOTO/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu kembali mengingatkan bahaya terorisme dan radikalisme. Antisipasi ancaman terhadap ketahanan nasional tersebut bukan hanya menjadi urusan TNI/Polri, namun menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

Hal itu disampaikan Menhan saat memberikan kuliah umum bagi mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di halaman depan Gedung Rektorat dr Prakosa, Selasa (13/8/2019). Dalam materinya,

Ryamizard menyampaikan kuliah umum dengan tema Bela Negara sebagai Penangkal Radikalisme di Kampus. Materi dibahas oleh Menhan mengingat kekhawatiran akan paham radikal sedang marak berkembang di lingkungan perguruan tinggi. “Ancamam terhadap ketahanan nasional, seperti terorisme, menjadi tugas dan tanggungjawab seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali bagi generasi muda,” kata Ryamizard Ryacudu.

Oleh sebab itu, sebagai Menhan yang diberi mandat langsung oleh Presiden Joko Widodo, Ryamizard merasa bahwa tugas dan tanggungjawabnya untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme bagi mahasiswa baru UNS sangat perlu untuk dilakukan. “Contohnya saja terorisme. Tidak bisa dihadapi dengan senjata. Tidak hanya polisi dan tentara semata. Kemungkinan hanya 1% kemampuan TNI dan Polri dalam menghadapi terorisme,” ujar Ryamizard.

Terorisme dan radikalisme merupakan ancaman ancaman nyata dan sangat membahayakan terhadap eksistensi dan keutuhan bangsa dan negara. “Ancaman ini tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa, tapi juga menciptakan rasa takut di masyarakat, dan mengoyak persatuan dan kesatuan,” tegasnya. Terorisme dan radikalisme yang dihadapi kini adalah ancaman teroris generasi ketiga. Ciri khusus dari ancaman ini adalah kembalinya militan asing ISIS dari Timur Tengah.

Selain mengingatkan akan masalah terorisme, Ryamizard juga menambahkan bahwa konsep arsitektur pertahanan negara yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2004 harus diperkuat dengan sikap bela negara dari setiap pribadi. Ryamizard juga mengingatkan bahwa ideologi Pancasila merupakan anugerah yang luar biasa dari Tuhan bagi bangsa Indonesia. “Pancasila ini merupakan rahmat dan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa, karena kecintaan-Nya yang luar biasa bagi bangsa Indonesia,” urainya.

Sudah menjadi kesepakatan dan tugas bersama untuk menjaga dan melestarikan Pancasila sebagai identitas bangsa yang selalu tercermin dalam berbangsa dan bernegara. “Pancasia adalah ideologi negara yang sudah final menjadi harga mati yang tidak boleh ditawarn tawar lagi,” lanjutnya. Sehingga orang Indonesia harus bangsa terhadap Pancasila. Terlebih saat ini Pancasila sedang menjadi perbincangan di dunia internasional. Sebab dunia kini membutuhkan ideologi yang bisa menyatukan berbagai macam keragaman.

Pancasila terbukti ampuh mempersatukan beribu ribu perbedaan, mulai dari suku bangsa, ras, budaya, dan agama. Sehingga tidak ada alasan bagi kita semuanya untuk tidak menjaga Pancasila. Menhan mengungkapkan bahwa para mahasiswa baru UNS merupakan putra putri terbaik bangsa yang memiliki keistimewaan. Bukan hanya telah terpilih sebagai duta duta bela negara dan pembangunan bangsa ke depan, namun juga menunjukkan keteladanan sebagai pelajar terpilih yanng berprestasi. Berdisiplin dan bermoral serta memiliki jiwa nasionalisme yanng tinggi.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6463 seconds (0.1#10.140)