Ingin Tampil Indah, Kota Lama Semarang Harus Bebas Kendaraan

Selasa, 13 Agustus 2019 - 08:30 WIB
Ingin Tampil Indah, Kota Lama Semarang Harus Bebas Kendaraan
Kawasan Kota Lama Semarang harus bebas kendaraan jika ingin tampil indah untuk dinikmati wisatawan. FOTO : SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Perjalanan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ke Rusia beberapa hari lalu membawa catatan dan harapan untuk merubah Kawasan Kota Lama Semarang menjadi seperti gambaran denyut keseharian Kota Lama Arbat di Moskwa, Rusia.

Arbat, dengan bangunan gedung-gedung lama yang eksotik, juga setting sejarah di sepanjang jalan dan lingkungannya, menjadi cermin keberhasilan manajemen kota untuk dijadikan ikon yang menjual, mendatangkan kesejahteraan bagi warga dan barang tentu pendapatan bagi pemerintah kota. Arbat pun menjadi titik yang "wajib" dikunjungi wisatawan ke Rusia.

Ganjar membayangkan, Kawasan Kota Lama benar-benar menjadi "kota lama" yang nyaman dan mengesankan. Hanya sepeda onthel yang diizinkan menjadi transportasi untuk berlalu lalang dari satu spot ke spot yang lain. Kendaraan bermotor harus parkir di tempat yang khusus disediakan oleh Pemerintah Kota Semarang.

"Belajar dari Rusia, Kota Lama akan lebih cantik ketika semua bebas dari kendaraan, gedung-gedung hidup. Menjadi tempat kreatifitas. Car free day zone setiap hari. Parkiran disiapkan. Polusi dihilangkan," katanya di Puri Gedeh, Semarang, Senin (12/8/2019).

Dalam kunjungannya, Ganjar juga mengaku terpukau dengan sungai yang mengelilingi kota tua disana. Di salah satu sudut, Ganjar pun melihat ada jembatan kecil yang bisa dibuka tutup. Ganjar pun mengusulkan Jembatan Berok bisa dibuka tutup kembali seperti dahulu dan Kali Semarang bisa dilalui perahu-perahu untuk berwisata di Kawasan Kota Lama.

Dia berharap, Arbat bisa menjadi cermin bagi pengelolaan Kota Lama Semarang, yang sekarang mulai tertata dan dikembangkan. Kuncinya, kesungguhan menjadikannya sebagai kawasan wisata konservasi unggulan dengan segala detail pernak-perniknya. Kota Lama bisa diorientasikan sebagai ekspresi eksotisitas sejarah.

Dari sisi fasilitas dan perawatan, pengunjung diajak menjadi nyaman dan menikmati. Sementara itu, warga Semarang didorong menangguk manfaat kesejahteraan, dan pemerintah kota menyerap maksimal pendapatan asli daerah.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2785 seconds (0.1#10.140)