Demonstran Kuasai Bandara, Polisi Hong Kong Tolak Represif

Senin, 12 Agustus 2019 - 22:15 WIB
Demonstran Kuasai Bandara, Polisi Hong Kong Tolak Represif
Bandara Internasional Hong Kong batalkan semua penerbangan akibat pendudukan demonstran. Foto/Forbes
A A A
HONG KONG - Bandara Internasional Hong Kong, salah satu bandara tersibuk di dunia diduduki massa pro-demokrasi. Akibatnya pihak bandara memutuskan membatalkan semua penerbangan dari dan ke Hong Kong. Meski demikian, pihak kepolisian Hong Kong menolak untuk bertindak represif terhadap demonstran.

Melansir dari CNBC, Senin (12/8/2019), otoritas Bandara mengumumkan membatalkan semua penerbangan bagi penumpang yang belum check-in. Sekitar 5.000 massa anti-pemerintah berunjuk rasa menduduki bandara selama empat hari beruntun.

Massa pro-demokrasi menolak imbauan polisi untuk meninggalkan bandara karena bisa membuat gangguan pelayanan. Namun polisi juga menolak untuk melakukan aksi represif terhadap para demonstran anti-pemerintah.

Otoritas menjelaskan penutupan penerbangan karena operasional bandara sangat tidak nyaman dengan aksi pendudukan massa di bandara pada Senin ini.

"Lalu lintas ke bandara sangat macet dan semua tempat parkir penuh diduduki oleh massa. Masyarakat disarankan untuk tidak datang ke bandara. Dan semua penumpang disarankan untuk meninggalkan gedung terminal bandara sesegera mungkin," imbau otoritas Bandara Internasional Hong Kong.

Rencananya bila sudah kondusif, penerbangan akan dilanjutkan pada Selasa besok, pukul 6 sore waktu setempat.

Protes keras sejak Juni dan sudah memasuki dua bulan telah menjerumuskan Hong Kong, pusat keuangan Asia ke dalam krisis serius dalam beberapa dekade. Dan ini merupakan tantangan terbesar selama kepemimpinan Presiden RRC, Xi Jinping, sejak ia berkuasa di tahun 2012.

Aksi unjuk rasa yang telah berlangsung dua bulan, berasal dari protes masyarakat terhadap penerapan RUU Ekstradisi ke China daratan, yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang ada selama ini di Hong Kong.

Meski Hong Kong, bekas koloni Inggris, telah dikembalikan ke China pada 1997, namun Hong Kong memiliki otonomi sendiri yang berbeda dari Republik Rakyat China.

Perushaan penerbangan Hong Kong, Cathay Pacific menyarankan kepada penumpang untuk menunda perjalanan ke Hong Kong bila tidak penting-penting banget. "Peristiwa gangguan ini bisa berdampak kepada penumpang. Dan kami ingin meminimalkan dampak kepada penumpang," tulis maskapai tersebut kepada Reuters.

Adapun Beijing mengatakan bahwa aksi demonstrasi tersebut sebagai bentuk "terorisme". Mereka telah menahan 600 orang sejak akhir pekan lalu. “Pengunjuk rasa radikal Hong Kong telah berulang kali menggunakan alat yang sangat berbahaya untuk meyerang polisi. Ini adalah tanda-tanda terorisme,” ujar Juru Bicara Kantor Urusan Pemerintah Hong Kong dan Makau.

Bandara Internasional Hong Kong adalah bandara tersibuk kedelapan di dunia, dan menurut statistik terbaru dari Airports Council International, bandara ini bisa menampung 72 juta penumpang per tahun.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9084 seconds (0.1#10.140)