Berani Gabung Koalisi AS di Teluk, Israel Akan Dibumihanguskan
A
A
A
TEHERAN - Iran memberikan peringatan keras kepada Israel. Penasihat senior untuk Parlemen Iran, Hossein Amir Abdollahian, melontarkan ancaman terhadap Israel jika nekat bergabung dalam koalisi maritim Amerika Serikat (AS) di Teluk Persia. Menurutnya, wilayah penting Israel akan hangus sebagai konsekuensi jika rezim Zionis bergabung dalam misi Washington tersebut.
"Jika Israel memasuki Selat Hormuz, negara itu akan dilanda kemarahan regional dan asapnya akan membumbung dari Tel Aviv," katanya.
Amir Abdollahian lebih lanjut menyarankan AS dan sekutunya untuk meninggalkan ide misi militer mereka di Teluk Persia, dengan alasan bahwa misi seperti itu tidak akan membawa perdamaian dan keselamatan bagi kawasan seperti yang diklaim Washington.
"Iran memiliki peran vital dalam keamanan Selat Hormuz. Koalisi militer pimpinan AS di selat ini merupakan pengulangan pendudukan Irak dan Afghanistan dan meningkatnya ketidakamanan di kawasan ini," lanjut Abdollahian, dikutip Sputniknews, Sabtu (10/8/2019).
Pernyataan penasihat senior itu muncul setelah Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan peringatan keras terhadap Israel pada 9 Agustus 2019. Kementerian itu menyatakan bahwa Teheran akan memandang kehadiran koalisi militer eksternal di Teluk Persia sebagai "ancaman yang jelas" dan akan bertindak.
"Dalam kerangka kebijakan pencegahan dan pertahanan negara, Republik Islam Iran memiliki hak untuk melawan ancaman ini dan mempertahankan wilayahnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi.
AS telah mengumumkan rencana untuk membentuk koalisi maritim untuk menjamin keamanan navigasi kapal-kapal tanker minyak dan kargo yang melewati Selat Hormuz, Teluk Persia. Rencana itu digagas setelah serangan terhadap enam kapal tanker minyak di Teluk Persia. AS mengaitkan serangan itu dengan Iran, namun Teheran membantahnya.
Washington telah meminta sejumlah negara untuk bergabung dengan koalisi maritim tersebut, namun hanya sedikit negara yang berminat. Informasi terbaru menyebutkan Jerman dan Jepang menolak tawaran Amerika tersebut.
"Jika Israel memasuki Selat Hormuz, negara itu akan dilanda kemarahan regional dan asapnya akan membumbung dari Tel Aviv," katanya.
Amir Abdollahian lebih lanjut menyarankan AS dan sekutunya untuk meninggalkan ide misi militer mereka di Teluk Persia, dengan alasan bahwa misi seperti itu tidak akan membawa perdamaian dan keselamatan bagi kawasan seperti yang diklaim Washington.
"Iran memiliki peran vital dalam keamanan Selat Hormuz. Koalisi militer pimpinan AS di selat ini merupakan pengulangan pendudukan Irak dan Afghanistan dan meningkatnya ketidakamanan di kawasan ini," lanjut Abdollahian, dikutip Sputniknews, Sabtu (10/8/2019).
Pernyataan penasihat senior itu muncul setelah Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan peringatan keras terhadap Israel pada 9 Agustus 2019. Kementerian itu menyatakan bahwa Teheran akan memandang kehadiran koalisi militer eksternal di Teluk Persia sebagai "ancaman yang jelas" dan akan bertindak.
"Dalam kerangka kebijakan pencegahan dan pertahanan negara, Republik Islam Iran memiliki hak untuk melawan ancaman ini dan mempertahankan wilayahnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi.
AS telah mengumumkan rencana untuk membentuk koalisi maritim untuk menjamin keamanan navigasi kapal-kapal tanker minyak dan kargo yang melewati Selat Hormuz, Teluk Persia. Rencana itu digagas setelah serangan terhadap enam kapal tanker minyak di Teluk Persia. AS mengaitkan serangan itu dengan Iran, namun Teheran membantahnya.
Washington telah meminta sejumlah negara untuk bergabung dengan koalisi maritim tersebut, namun hanya sedikit negara yang berminat. Informasi terbaru menyebutkan Jerman dan Jepang menolak tawaran Amerika tersebut.
(nun)