Rusia Didesak Mundur dari Georgia oleh Enam Negara Barat

Jum'at, 09 Agustus 2019 - 09:48 WIB
Rusia Didesak Mundur dari Georgia oleh Enam Negara Barat
Enam negara Barat mendesak Rusia mundur dari Georgia. Foto/Istimewa
A A A
NEW YORK - Lima negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) mendesak Rusia untuk menarik pasukan militernya dari Georgia ke wilayah yang dikuasainya sesuai dengan perjanjian pada 2008. Desakan itu diajukan bertepatan dengan peringatan 11 tahun konflik antara Rusia dan Georgia.

Para duta besar dari Belgia, Estonia, Prancis, Jerman, Polandia, Inggris dan AS mengeluarkan pernyataan yang mendukung kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah Georgia. Pernyataan itu dikeluarkan setelah konsultasi dengan Dewan Keamanan PBB ditutup.

Georgia gagal untuk mendapatkan kembali kendali atas provinsi Ossetia Selatan yang memisahkan diri pada masa kepresidenan Mikhail Saakashvili, yang memicu perang dengan Rusia pada 7 Agustus 2008. Rusia mengakui kemerdekaan Ossetia Selatan dan juga provinsi Abkhazia yang memisahkan diri dan mendirikan pangkalan militer di sana.

Dalam pernyataannya, keenam negara itu mengatakan sangat prihatin dengan hubungan keamanan Rusia yang semakin dalam dengan kedua wilayah tersebut serta intensifikasi dari apa yang disebut proses perbatasan. Menurut keenam negara itu, hal tersebut memperpanjang konflik dan menggoyahkan Georgia dan wilayah itu sendiri.

Mereka kemudian menyerukan Rusia untuk mengimplementasikan perjanjian 12 Agustus dan 8 September 2008, yang mencakup komitmen untuk memastikan bahwa angkatan bersenjata mundur ke posisi yang dikuasai sebelum permusuhan dimulai, dan untuk membangun mekanisme keamanan internasional.

"Kita melihat peristiwa tragis ini sebagai bagian dari sejarah," kata Wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, menanggapi pernyataan tersebut.

"Georgia membayar harga yang besar untuk kesalahan tragis ini yang dilakukan oleh Saakashvili, dan kita melihat bahwa satu-satunya cara untuk membuat hubungan di Kaukus makmur dan untuk meredakan semua ketegangan sekarang melalui dialog antara Georgia dan dua negara independen,” tuturnya seperti dikutip dari AP, Jumat (9/8/2019).

Menurut Polyansky posisi negara-negara Barat tidak banyak membantu dalam hal ini.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3099 seconds (0.1#10.140)