Jalur KA Solo-Wonogiri 90% Belum Steril Gangguan

Kamis, 08 Agustus 2019 - 16:15 WIB
Jalur KA Solo-Wonogiri 90% Belum Steril Gangguan
Kegiatan pengobatan Rail Clinic di Stasiun Solo Kota, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo sekaligus disisipi sosialisasi terkait antisipasi gangguan di jalur KA Solo-Wonogiri, Kamis (8/8/2019). FOTO/SIDNOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Kondisi jalur kereta api (KA) Solo-Wonogiri belum sepenuhnya steril. Dari 30 kilometer jalur rel, 90% di antaranya terdapat gangguan akibat aktivitas warga.

Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta Eko Budiyanto mengemukakan, jalur KA Solo-Wonogiri merupakan jalur perintis. Sehingga diharapkan masyarakat yang ada di sekitarnya bisa beradaptasi dengan kereta yang melintas. Terlebih ke depan terdapat penambahan frekuensi di jalur tersebut.

“Ke depan dipastikan ada kereta yang lalu lalang di situ, nanti juga tambah frekuensinya. Kecepatannya juga berubah, kalau biasanya 30 kilometer per jam,” kata Eko Budiyanto di sela-sela acara pengobatan gratis Rail Clinic di Stasiun Solo Kota, Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Kamis (8/8/2019).

Kondisi jalur yang tidak steril, lanjutnya, sangat membahayakan perjalanan KA. Gangguan saat perjalanan sering dialami KA perintis Railbus Batara Kresna. Baik saat berangkat dari Stasiun Purwosari Solo ke Stasiun Wonogiri maupun sebaliknya. Pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir gangguan. Diantaranya dengan pemasangan rambu atau sosialisasi kepada masyarakat bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo. Namun permasalahan yang sama masih sering terjadi.

Gangguan yang sering dialami, antara lain masih banyak mobil parkir di Jalan Slamet Riyadi Solo, banyak jemuran, hingga menjemur padi di atas rel. Pihaknya berharap masyarakat lebih menyadari dan memperhatikan jika jalur tersebut ada KA yang melintas. Masyarakat juga harus ikut menjaga image bahwa KA Batara Kresna dan rel Slamet Riyadi sudah menjadi salah satu ikon Kota Solo. “Rel di Jalan Slamet Riyadi Solo itu satu satunya di Indonesia yang melintas di tengah kota,” terangnya.

Dengan ikon nasional yang dimiliki, diharapkan masyarakat dapat lebih menyadari bahwa keberadaan rel bukan semata-mata untuk jalan kereta. Lebih dari itu yakni menjadi image kota.

“Sehingga kalau parkir jangan di tengah-tengah rel,” tandasnya. Sementara dalam kegiatan Rail Clinic, pihaknya juga menyelipkan sosialisasi terkait upaya meminimalisir gangguan jalur KA Solo-Wonogiri.

Rail Clinic yang memberikan pengobatan gratis menyasar sekitar 400 warga di seputar Stasiun Solo Kota yang menjadi bagian dari jalur KA Solo-Wonogiri. Pengobatan diadakan juga dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 74. Selain layanan kesehatan, juga dibagikan 50 kacamata dan peralatan olahraga gratis kepada siswa SDN Demangan, SD Kedunglumbu dan SDN Dadap Sari.

“Kami mengerahkan enam dokter, satu dokter spesialis, serta para medis dan apoteker. Totalnya ada 24 orang,” pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7155 seconds (0.1#10.140)