Mbah Moen Ulama Kharismatik Untuk Rujukan Agama dan Kebangsaan

Selasa, 06 Agustus 2019 - 15:31 WIB
Mbah Moen Ulama Kharismatik Untuk Rujukan Agama dan Kebangsaan
KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) saat bersama dengan Presiden Jokowi dan Maulana Habib Luthfi bin Yahya di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). FOTO/Istimewa
A A A
SEMARANG - Segenap elemen bangsa benar-bebar kehilangan sosok KH Maimoen Zubair. Banyak kenangan dan wejangan yang ditinggalkan ulama kharismatik asal Rembang ini, seperti bagi UIN Walisongo.

Rektor UIN Walisongo, Imam Taufiq mengaku kehilangan dengan meninggalnya Mbah Moen. Diapun menyampaikan belasungkawa dan amat berduka atas wafatnya Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini. "UIN Walisongo sangat kehilangan poros bumi yang menjadi tiang keagamaan dan ke- Indonesiaan" ungkap Imam Taufiq dalam keterangan persnya, Selasa (6/8/2019).

Dilanjutkannya, Mbah Moen merupakan tokoh yang ikut menjaga kokohnya Indonesia dan dunia. Selain ulama, dia juga seorang figur yang sejuk, arif, wirai dan penyebar kedamaian. "Kyai Maimoen dikenal sebagai ulama kharismatik yang menjadi rujukan semua warga bangsa Indonesia dan dunia dalam hal agama dan kebangsaan," lanjut dia.

Imam melanjutkan, UIN Walisongo sebagai kampus yang berbasis riset, sangat mengapresiasi dan merasakan model dakwah Kyai Maimoen. "Beliau jadi tauladan bangsa Indonesia dalam menjadikan negara Pancasila yang diejawantahkan dalam berbagai kehidupan bermasyarakat," bebernya.

Gaya dakwah yang dilakukan Pengasuh Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang sangat menyentuh hingga basis masyarakat. Ini lantaran bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang khas pesantren, yang bisa diterima oleh kalangan manapun.

"Bahkan tingkat elit, beliau dapat memberikan pencerahan dalam merajut bangsa Indonesia menjadi negara yang damai dan rukun," tandas Imam.

Diapun masih teringat pesan Mbah Moen kepada UIN Walisongo dalam kesempatan sekitar akhir Ramadhan lalu. Waktu itu, Mbah Maimoen berpesan agar tetap teguh mempertahankan UIN sebagai rujukan kajian Islam ala pesantren yang berkarakter dan menjadi benteng moderasi Islam.

"Mbah Maimoen berpesan pada kami bahwa kampus UIN Walisongo agar mempertahankan kajian Islam klasik dan menjaga Islam yang moderat," ucap pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang ini.

Untuk memberikan penghormatan, keluarga besar UIN Walisongo ikut menggelar shalat ghaib dan tahlil bersama atas wafatnya Mbah Maimoen yang akan dimakamkan di Makkah.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8540 seconds (0.1#10.140)