Rusia Akan Kembangkan Rudal Nuklir Jarak Pendek dan Menengah

Selasa, 06 Agustus 2019 - 11:00 WIB
Rusia Akan Kembangkan Rudal Nuklir Jarak Pendek dan Menengah
Rusia Akan Kembangkan Rudal Nuklir Jarak Pendek dan Menengah. Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat pesan peringatan dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia mengatakan Rusia akan mengembangkan rudal nuklir jarak pendek dan menengah berbasis darat jika AS melakukan hal yang sama.

Peringatan itu diberikan Putin pasca runtuhnya perjanjian Angkatan Nuklir Jarak Menengah (INF). Perjanjian yang ditandangtangani pada tahun 1987 ini runtuh setelah AS menuding Rusia mengembangkan jenis rudal yang dilarang, tuduhan yang dibantah oleh Moskow.

Putin pada hari Senin memerintahkan kementerian pertahanan dan luar negeri serta dinas intelijen luar negeri Rusia, SVR, agar memonitor secara cermat setiap langkah yang diambil AS untuk mengembangkan, memproduksi atau menyebarkan rudal yang dilarang berdasarkan perjanjian yang sudah tidak berlaku tersebut.

"Jika Rusia mendapatkan informasi yang dapat dipercaya bahwa Amerika Serikat telah selesai mengembangkan sistem ini dan mulai memproduksinya, Rusia tidak akan memiliki pilihan selain untuk terlibat dalam upaya skala penuh untuk mengembangkan rudal yang sama," kata Putin dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/8/2019).

Putin mengeluarkan peringatannya setelah mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Rusia untuk membahas langkah AS, di mana Moskow telah melakukannya selama berbulan-bulan. Putin memperingatkan bahwa hal itu akan merusak pilar utama kendali senjata internasional.

Putin mengatakan gudang persenjataan rudal udara dan laut Rusia pekerjaannya akan dikombinasikan untuk mengembangkan rudal hipersonik yang ditempatkan dengan baik untuk mengimbangi ancaman yang berasal dari AS untuk saat ini.

Tetapi ia mengatakan penting bagi Moskow dan Washington, kekuatan nuklir terbesar di dunia, untuk melanjutkan perundingan pengendalian senjata guna mencegah pecahnya perlombaan senjata yang tidak terkendali.

"Untuk menghindari kekacauan tanpa aturan, batasan atau undang-undang, kita perlu sekali lagi mempertimbangkan semua konsekuensi berbahaya dan meluncurkan dialog serius dan bermakna yang bebas dari ambiguitas apa pun," ujar Putin.

Sebelumnya para pejabat AS mengatakan negara itu tinggal beberapa bulan lagi dar uji terbang pertama dari rudal jarak menengah yang akan berfungsi sebagai balasan bagi Rusia. Sementera penyebarannya akan membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi.

Para pejabat dari pemerintahan Presiden Donald Trump, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Rusia telah mengerahkan banyak batalyon rudal jelajah di seluruh Rusia yang melanggar pakta INF yang telah mati, termasuk di Rusia barat, dengan kemampuan untuk menyerang sasaran kritis Eropa.

Perjanjian INF melarang rudal darat dengan jangkauan antara 310 dan 3.400 mil (500-5.500 km), mengurangi kemampuan kedua negara untuk meluncurkan serangan nuklir dalam waktu singkat.

Rusia membantah tuduhan itu, rudal-rudal yang ditempatkannya telah sesuai dengan perjanjian. Moskow juga menolak permintaan AS untuk menghancurkan rudal baru, Novator 9M729, yang dikenal sebagai SSC-8 oleh aliansi militer Barat NATO.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0422 seconds (0.1#10.140)