Hadapi Revolusi Industri, Kerapu Dorong Inovasi Industri Perikanan

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 22:15 WIB
Hadapi Revolusi Industri, Kerapu Dorong Inovasi Industri Perikanan
Ketum Kerapu Abdul Kadir Karding saat berbicara dalam Seminar Nasional Perikanan dan ISPIKANI Jateng di Auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Semarang, Sabtu (3/8/2019). FOTO/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Selain peluang, persaingan global juga dinilai membawa sejumlah tantangan bagi perikanan budidaya, khususnya di era revolusi industri 4.0.

Ketua Umum Keluarga Alumni Perikanan Undip (Kerapu), Abdul Kadir Karding mengatakan, untuk menghadapi persaingan perdagangan global yang semakin ketat selain produktivitasnya, produk perikanan juga harus berdaya saing tinggi, harus disertai ketersediaan input teknologi, sumberdaya manusia (SDM), hingga pengembangan inovasi.

“Penduduk dunia akan mencapai 3,9 miliar dalam beberapa tahun ke depan dan kebutuhan daging putih makin meningkat dibandingkan daging merah. Daging putih itu berasal dari unggas-unggasan dan ikan,” ungkap Kadir saat berbicara dalam Seminar Nasional Perikanan dan Pengukuhan Pengurus Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Jateng di Auditorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Semarang, Sabtu (3/8/2019).

Menurutnya, kebutuhan konsumsi daging putih semakin meningkat dan daging merah makin turun. Hal itu karena ada kesadaran pentingnya kualitas sumber daya manusia.

Sebab itu, pihaknya mendukung beberapa langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menindak tegas illegal fishing, memperketat perizinan kapal. Akan tetapi dia kurang sepakat terkait kebijakan cantrang.

"Soal cantrang saya tidak terlalu sepakat, disamaratakan, tidak gebyah-uyah cantrang harus hilang. Lihat kepentingan masyarakat, masyarakat pesisir. Menurut saya jangan dihilangkan tapi diatur," tegasnya.

Anggota DPR RI itu menerangkan bahwa pengembangan inovasi kini sudah mulai ada di industri perikananan. Salah satunya yaitu pengecekan kadar PH di tambak yang bisa dipantau lewat ponsel.

"Sekarang kelola budidaya tidak pake manual, sudah pakai teknologi dengan mengecek PH tambak lewat handphone. Inovasi seperti ini akan terus berkembang," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7195 seconds (0.1#10.140)