Thailand Perketat Keamanan Usai Diguncang Tujuh Ledakan

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 12:28 WIB
Thailand Perketat Keamanan Usai Diguncang Tujuh Ledakan
Tujuh Ledakan Guncang Bangkok, Pemerintah Perketat Keamanan
A A A
BANGKOK - Pemerintah Thailand memperkuat dan memperketat keamanan setelah Bangkok, diguncang tujuh ledakan bom kemarin. Meski tidak menimbulkan korban tewas, para ahli menilai tujuan dari pengeboman ini ialah untuk mempermalukan Thailand.

Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan pertemuan pejabat tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Selain dihadiri Menteri Luar Negeri (Menlu) dari 10 negara anggota ASEAN, pertemuan itu juga dihadiri 21 diplomat senior dunia, tak terkecuali Menlu Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo.

Sebagaimana dilansir Bangkok Post, keamanan di area Centara Grand Central World tempat acara pertemuan ASEAN kini dijaga semakin ketat oleh aparat keamanan. Polisi juga berjuang keras menangkal setiap rumor dan spekulasi yang menyebar di media sosial (medsos). Mereka mengatakan tidak ada area yang ditutup.

Kepala Tentara Thailand Jenderal Apirat Kongsompong mengatakan pelaku adalah pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Thaksin Shinawatra. Namun namanya dirahasiakan. Meski rencana pengeboman itu sempat dicurigai Badan Intelijen, mereka tak menyangka pengebomannya akan terjadi kemarin.

Wakil PM Thailand Prawit Wongsuwon menduga pelaku hendak mencoba menciptakan kekacauan di Bangkok. Dua lelaki dilaporkan membuang barang mencurigakan di luar kantor polisi di Rama I Road pada Kamis (1/8) sore. Menurut polisi lokal, barang itu merupakan bom yang diset untuk meledak pada pagi hari.

Kedua tersangka berhasil ditangkap di Provinsi Chumphon kemarin. Sedikitnya telah diterima laporan penemuan 7 bom di 5 lokasi di Bangkok dan Nonthaburi, 5 di antaranya meledak dan melukai 4 orang. Korban yang mengalami luka dibawa ke rumah sakit (RS) untuk mendapatkan perawatan intensif.

Ledakan itu di antaranya terjadi di dekat Stasiun Chong Nonsi BTS, kompleks pemerintah, markas Tentara Kerajaan Thailand, dan Tower King Power MahaNakhon. Tiga barang mencurigakan, termasuk sebuah tas tanpa pemilik, dilaporkan ditemukan di bawah eskalator Stasiun Silom BTS dan halte bus Phahon Yothin.

PM Thailand Jenderal Prayut Chan-ocha beserta Tentara Kerajaan Thailand dan Partai Politik mengutuk keras aksi kekerasan itu. “Kami mengutuk kelompok individu yang mencoba menyebarkan ketakukan di tengah masyarakat dan memanfaatkannya. Kami berharap situasi akan kembali normal,” ungkap Partai Pheu Thai.

Rentetan ledakan itu dibayangi rumor dan spekulasi. Salah satunya rencana penutupan Bangkok sebagai langkah untuk mengantisipasi kekacauan. Tapi Juru Bicara (Jubir) Komando Operasi Keamanan Internal Mayor Jenderal Thanathip Sawangsaen membantah kabar itu. Dia meminta warga agar tidak panik.

Aparat keamanan berupaya untuk selalu waspada terhadap berbagai situasi. Pada satu dari empat titik kebakaran di Pratunam diduga ditemukan serpihan bom. Namun laporan itu tidak dapat diverifikasi. Wartawan setempat juga mengaku melihat bekas ledakan di dekat Kantor Kementerian Pertahanan Thailand.

Atas peristiwa itu, juga utamanya akibat perang dagang antara AS dan China, tingkat investasi di Bursa Saham Thailand (SET) melesu. Indeks SET berakhir dengan 1.684,71 atau turun sebesar 15,04 poin (0,88%) dengan omzet sekitar 82 miliar baht. Hal itu diungkapkan Presiden SET Pakorn Peetathawatchai di Bangkok.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.6341 seconds (0.1#10.140)