Jenderal AS Waswas dengan Meningkatnya Senjata Nuklir China

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 13:41 WIB
Jenderal AS Waswas dengan Meningkatnya Senjata Nuklir China
China mengalami perkembangan pesat dalam persenjataan nuklir. Foto/Ilustrasi/Istimewa
A A A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) mulai was-was dengan kemajuan persenjataan nuklir yang dimiliki China. Wakil Komandan Komando Strategis Amerika Serikat (Stratcom), Wakil Laksamana David Kriete, menyuarakan keprihatinannya atas perkembangan pesat persenjataan nuklir China dan kegiatannya di Laut China Selatan.

Pentagon beberapa bulan lalu mengatakan bahwa mereka khawatir China mengejar status "triad" nuklir. Ini berarti China akan bergabung dengan tiga negara - Amerika Serikat (AS), Rusia, dan India - yang mampu mengirimkan senjata nuklir melalui darat, udara, dan laut.

"China selama beberapa dekade terakhir mengalami dan telah berada di lintasan yang sangat jelas di mana mereka meningkatkan jumlah senjata nuklir yang mereka tuju, mereka meningkatkan jumlah dan keragaman sistem meluncurkan (senjata nuklir)," ujarnya.

"Mereka sedang mengupayakan sebuah triad, kapal selam rudal balistik, pembom strategis, dan rudal balistik antarbenua darat," imbuhnya dalam jumpa pers seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (1/8/2019).

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa penumpukan nuklir China harus dipertimbangkan dalam konteks apa yang ia gambarkan sebagai ekspansi regional dan global negara itu.

"Kepemimpinan China telah memperjelas dalam beberapa tahun terakhir bahwa mereka memiliki tujuan menjadi kekuatan regional serta mengerahkan - sektor ekonomi dan militer - atas Pasifik barat di beberapa titik di masa depan dan kemudian mendapatkan beberapa tingkat pengaruh global di beberapa titik setelah itu," jelasnya.

Kriete menekankan bahwa AS tidak mencari perang dengan China atau negara lain, tetapi pada saat yang sama, harus siap untuk salah satu.

"Kami benar-benar menginginkan koeksistensi damai di banyak tempat di seluruh dunia, dan saya pikir ada cara untuk mencapai itu. Kekuatan yang kami tunjukkan melalui kekuatan militer kami di kawasan itu dan benar-benar di dalam negeri adalah bagian penting dari wajah yang kami tunjukkan ke China dan negara lain di seluruh dunia," tuturnya.

Sementara AS telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya persenjataan nuklir China, Beijing baru-baru ini menegaskan kembali kebijakannya bukan pihak pertama yang menggunakannya, yang berarti negara Asia itu tidak akan pernah menjadi yang pertama dalam konflik untuk menggunakan senjata pemusnah massal. Khususnya, AS tidak memiliki kebijakan no-first-use.

Pemerintahan Trump secara konsisten mengatakan bahwa mereka berusaha untuk memasukkan China dalam rezim kontrol senjata trilateral bersama dengan Rusia dan AS. Namun Beijing menolak gagasan itu, meskipun menganjurkan larangan sepenuhnya dan penghancuran senjata nuklir secara menyeluruh.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2704 seconds (0.1#10.140)