Kemajuan Teknologi, Robot Bisa Ambil Alih Tugas Dokter

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 06:50 WIB
Kemajuan Teknologi, Robot Bisa Ambil Alih Tugas Dokter
Pengambilan sumpah Dokter ke-227 periode III tahun 2019 Universitas Diponegoro (Undip). FOTO/iNews TV/Taufik Budi
A A A
SEMARANG - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan Revolusi Industri 4.0 mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya profesi dokter. Untuk itu, dokter harus adaptif dan inovatif terhadap perkembangan teknologi agar memiliki daya saing tinggi dan penguasaan terhadap teknologi medis termutakhir.

"Pengambilan sumpah dokter yang diikuti oleh 29 wisudawan diharapkan dapat meluluskan dokter baru yang pintar, cerdas, bermoral dan adaptif dengan terus mengikuti perkembangan teknologi di era industri 4.0," ungkap Nasir, saat menghadiri acara pengambilan Sumpah Dokter ke-227 periode III tahun 2019 Universitas Diponegoro (Undip) di Gedung A Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang Kamis (1/8/2019).

Memasuki era industri 4.0 melalui big data, artificial intelligence, robotics dan internet of things yang berkembang secara integratif untuk mendukung layanan dan kenyamanan hidup manusia secara berkelanjutan. Di sektor medis, kehadiran industri 4.0 ini pun akan turut memberikan perubahan signifikan (terutama dari sisi teknologi medis).

Menteri Nasir menuturkan menurut Asian Hospital & Healthcare Management 2018, perangkat medis kedepannya akan membentuk the internet of medical things (IoMT). Teknologi, perangkat medis, dan aplikasi akan saling terintegrasi dan mampu mempersonalisasikan perangkat medis khusus yang tepat bagi pasien baik untuk deteksi dini penyakit pencegahan dan perawatan, sampai pada proses bedah yang dibantu oleh robot.

"Era ini kalian harus menjadi dokter yang profesional dan peka terhadap perkembangan zaman. Robot mungkin kelak dapat mengambil alih lebih banyak tugas yang dilakukan manusia di dunia fisik, tetapi manusia masih bisa lebih fleksibel, terampil, dan dapat berpikir di luar algoritma untuk menemukan cara-cara unik dalam memecahkan masalah," ujar Nasir.

Dia menambahkan manusia juga memiliki empati dan kecerdasan emosional yang tidak dimiliki oleh robot. Dengan demikian, para dokter diminta terus belajar, menjadi pembelajar sepanjang hayat (life-long learner).

“Sebab di depan kita akan terjadi perubahan-perubahan yang sangat cepat, tidak ada yang tahu akan seperti apa dan apa yang akan terjadi setelahnya,” tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4109 seconds (0.1#10.140)