Cegah Terorisme, Aparat Desa DIY Dibekali Literasi Informasi

Kamis, 01 Agustus 2019 - 18:45 WIB
Cegah Terorisme,  Aparat Desa DIY Dibekali Literasi Informasi
Kasubag TU Deputi bidang pencegahan perlindungan dan deradikalisasi BNPT Ahadi Wijayanto membuka Rembuk Apartur Kelurahan dan Desa Tentang Literasi Informasi di Mlati Dukuh, Sendangadi, Mlai, Sleman, Kamis (1/8/2019). FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY menggelar rembuk aparatur kelurahan dan desa tentang literasi informasi dengan tema “Saring Sebelum Sharing” di Mlati Dukuh, Sendangadi, Mlati, Sleman, Kamis (1/8/2019). Selain memberikan pemahanan terhadap informasi mana yang benar dan salah yang ada di dunia maya, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk mencegah aksi terorisme dan radikalisme.

Tiga narasumber dihadirkan untuk memberikan materi dalam acara tersebut, yaitu praktisi media Hudono dan Willy Pramudya dan Kasubag TU Deputi bidang pencegahan perlindungan dan deradikalisasi BNPT Ahadi Wijayanto. Kegiatan itu diikuti apartur desa dan kelurahan serta Babinsa dan Babinkamtimas di DIY.

Ketua FKPT DIY M Mukhtasar Syamsudin mengatakan, kegiatan ini penting bagi aparatur desa. Sebab mereka merupakan ujung tombak untuk memberikan pemahaman dan langkah-langkah praktis dalam mencegah penyebaran paham radikal dan terorisme kepada masyarakat. Sehingga acara ini digelar untuk memberikan strategi maupun kiat-kiat khusus untuk mengolah informasi agar tidak mentah-mentah dicerna oleh masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan.

“Inilah pentingnya untuk memilih dan memilah informasi. Sehingga dalam acara ini kita semua akan mendapatkan pencerahan untuk menyaring informasi sebelum membagi ke kelompok masyarakat atau teman-teman,” kata Mukhtasar dalam sambutannya dalam acara tersebut.

Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY, Agung Supriyono mengatakan terorisme yang disertai penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan apalagi merusak fasilitas pemerintahan, selain menimbulkan suasana tidak nyaman dan takut di masyarakat, juga bisa mengganggu
jalannya pemerintahan. Karena itu, fungsi deteksi dan cegah dini sangat penting. Sebab dengan terciptanya kebersamaan antara masyarakat dan aparat di tingkat desa maka ancaman akan kemungkinan munculnya aksi terorisme bisa terdeteksi.

“Selain melakukan pencegahan, juga perlu memperkuat kembali fondasi kebangsaan yang telah dirintis oleh para pendahulu. Untuk itu, DIY memiliki kearifan lokal, di antaranya dengan membentuk jaga warga yang berbasis kampung di kota dan RT atau pedukuhan di kabupaten,” terangnya.

Kasubag TU Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Ahadi Wijayanto mengatakan terorisme saat ini menjadi perhatian dunia. Sebab aksi teror bukan hanya melanggar hak asasi manusia (HAM) namun juga kenyamanan dan rasa aman hidup. Termasuk berdampak timbulnya korban jiwa, kerusakan harta benda dan stabiltas negara.

“FKPT sebagai kepanjangan tangan dari BNPT didorong agar terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mencegah aksi terorisme yang dampaknya bisa mengoyak persatuan maupun fondasi toleransi,” terangnya.

Ini penting sebab terorisme menyasar siapa saja, maka pelibatan aparat desa, Babinsa dan Babinkamtibmas menjadi penting. Sehingga menodorong apartur desa dapat memahami apa dan bagaimana bahaya terorisme menjadi ancaman nyata dan mengetahui bagaimana strategi pencegahan dan menyebarluarkan pengetahuan yang diperoleh kepada masyar dan lingkungannya.

“Melalui momentum ini, juga mengajak semua untuk meningkatkan ketahanan diri dari pengaruh paham radikalisme dan membangun deteksi dini memlalui kepedulian terhadap lingkungan sekitar,” harapnya.

Bataut Koramil Tempel, Sleman Peltu Sumaryono mengatakan, kegiatan tersebut sangat mendukung tugas mereka sekaligus sebagai bekal tugas di wilayah dalam mncegah tindakan terorisme. Termasuk dalam menerima informasi sebelum di-share terlebih dahulu harus menyaringnya benar atau tidak. Terutama berita terorisme. Sehingga sangar mendukung acara tersebut.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4900 seconds (0.1#10.140)