Ajakan AS untuk Gelar Patroli Bersama di Selat Hormutz Ditolak Jerman
Viktor Maulana
BERLIN - Proposal Amerika Serikat (AS) yang mengajak Jerman untuk membentuk koalisi militer di Teluk Persia untuk melawan apa yang disebutnya ancaman Iran, dinyatakan telah ditolak oleh Jerman. Koalisi ini direncakan akan melakukan patroli bersama di kawasan Selat Hormutz.
AS baru-baru ini mempresentasikan konsepnya tentang misi pengamatan angkatan laut di Teluk Persia kepada sejumlah sekutunya, termasuk Jerman, dan meminta mereka untuk berpartisipasi. Namun, Jerman mengatakan mereka tidak tertarik dengan proposal yang diajukan AS.
“Pemerintah mencatat proposal tersebut, tetapi tidak membuat janji apapun," kata Kementerian Luar Negeri Jerman dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTV pada Rabu (31/7).
Baca Juga:
"Menteri Luar Negeri, Heiko Maas telah berulang kali menekankan bahwa, menurut pendapat kami, prioritas harus diberikan pada pengurangan ketegangan, dan untuk upaya diplomatik. Kami sedang berkonsultasi dengan Perancis dan Inggris. Partisipasi dalam strategi tekanan maksimum AS, untuk saat ini kami kesampingkan,” sambungnya.
Permintaan AS ini sendiri datang sehari setelah Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan Washington akan membantu mengembangkan rencana keamanan maritim untuk pengiriman komersial di wilayah tersebut. Namun dia mengatakan kepada Economic Club of Washington, pengembangan rencana akan mengambil lebih dari yang diharapkan.
Pompeo memperkirakan rencana itu akan berhasil. "Kami membutuhkan negara-negara dari seluruh dunia untuk membantu kami melindungi transit komersial," imbuhnya.
Ketegangan di Selat Hormuz meningkat sejak Presiden AS, Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia. Ia kemudian menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak Iran dan sektor industri utama lainnya.
(mif)
loading...
Berita Terkait
- Michael Bloomberg Habiskan Rp58 Miliar Per Hari untuk Nyapres
- Trump Sebut Korut Akan Kehilangan Segalanya Jika Musuhi AS
- Dua Pesawat Bomber Amerika Berkeliaran di Dekat Taiwan
- Muhammad Masuk Daftar Nama Bayi Terpopuler di Amerika
- Lawan Iran, Amerika Siap Kerahkan 7.000 Tentara Tambahan
- Amerika Sebut Iran Bunuh 1.000 Demonstran Selama Kerusuhan
- AS Sahkan RUU Uighur untuk Terapkan Sanksi ke Pejabat China
- Anggota NATO Dipaksa Beli Senjata Amerika
- Rudal Iran Bidik 21 Pangkalan AS di Timur Tengah
- AS Dikritik karena Dorong Denmark Beli Jet F-35 Lebih Banyak
BACA JUGA
- Pelatih Karate Indonesia: Target Rifki Meleset
- Akhir Tahun, Mandiri Kartu Kredit Tawarkan Paket Khusus Aneka Destinasi Wisata
- Kota di India Sediakan Mantel untuk Sapi Saat Musim Dingin
- Menteri KKP Beri Solusi Soal Bantuan Modal Bagi Pembudidaya Ikan
- Turki Kembali Tegaskan Tidak Akan Lepas S-400 Rusia
- Saatnya Timnas Indonesia U-23 Berpesta di SEA Games
- Sambut Pengoperasian Bandara Banjarmasin, AP I Beri Santunan Rp310 Juta
- Jelang Aksi Demo, Polisi Hong Kong Sita Sepucuk Pistol
- Polisi Kejar Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa UMP
- Rodgers Effect dan Sensasi Vardy Bikin Leicester Garang