Rotasi Bumi Semakin Cepat, Otoritas Diminta Ubah Navigasi Penerbangan

Selasa, 15 Januari 2019 - 08:00 WIB
Rotasi Bumi Semakin Cepat, Otoritas Diminta Ubah Navigasi Penerbangan
Navigasi penerbangan harus diubah menyesuaikan rotasi bumi yang semakin cepat. FOTO/IST
A A A
NEW YORK - Kecepatan perputaran bumi ternyata bertambah setiap tahun. Kondisi ini mengharuskan para pemangku kebijakan mengubah jalur navigasi penerbangan.

Seperti dilansir dari laporan Nature, Senin (14/1/2019), ilmuwan geomagnetik memutuskan membuat pembaruan pada model geomagnetik dunia yang digunakan sebagai landasan sistem navigasi modern pada 30 Januari mendatang.

Model bidang geomagnetik ini merupakan bagian penting dari berbagai sistem geolokasi dan merupakan dasar dari platform navigasi dalam menentukan posisi.
Sistem ini meliputi sistem navigasi kapal yang berlayar di laut, peta untuk sistem pelacakan lokasi di smartphone yang kita gunakan dan banyak lagi.

Hal ini Sebenarnya orang-orang telah menyadari hal ini pada tahun 2018. Laporan dalam Nature menyebutkan: Manusia telah menyadari bahwa metode navigasi dan penentuan posisi ini menjadi sangat tidak akurat karena sudah hampir melampaui batas toleransi bagi keamanan navigasi.

Tak hanya itu, beberapa hal aneh sedang terjadi jauh di bawah permukaan bumi. Di mana geomagnetik kutub utara Bumi sedang mengalami pergeseran abnormal, ia sedang bergerak dengan cepat dari Kanada menuju Siberia, Rusia. Para ahli geologi belum tahu mengapa bisa terjadi fenomena seperti ini.

Nature dalam laporannya menyebutkan Geomagnetik kutub utara bergerak begitu cepat sehingga para ahli geomagnetism di seluruh dunia terpaksa mengambil respons yang langka.

Jika ditinjau dari persepektif fisika maka pesawat bisa terbang karena adanya momentum dari dorongan horizontal mesin pesawat (engine), kemudian dorongan engine ini menimbulkan perbedaan kecepatan aliran udara di bawah dan di atas sayap pesawat.

Kecepatan udara di atas sayap lebih besar dibanding bawah sayap karena jarak tempuh lapisan udara yang mengalir di atas sayap lebih besar dari pada jarak tempuh di bawah sayap. Waktu tempuh lapisan udara yang melalui atas sayap dan di bawah sayap adalah sama.

Dengan demikian seolah-olah pesawat tersebut bergerak lurus ke arah barat, karena bumi berotasi ke arah timur. Maka kecepatannya "bergerak" ke arah barat akan sama dengan kecepatan rotasi bumi itu sendiri.

Seperti kita ketahui, kecepatan itu sama dengan jarak dibagi dengan waktu tempuh. Pada kasus ini jarak dilambangkan dengan keliling melintang permukaan bumi dari timur ke barat, atau lebih mudahnya panjang garis lintang. Di khatulistiwa atau lintang 0°, keliling bumi sekitar 40.075 km. Bumi menyelesaikan satu kali rotasi penuh dengan waktu 23,93 jam. Maka kecepatannya dapat dihitung dengan membagi keliling bumi dengan waktu tempuhnya.

Kecepatan pesawat = 40.075 km/23,93 jam = 1.675 km/jam.

Keliling bumi berangsur-angsur semakin pendek ketika semakin jauh dari khatulistiwa. Dengan demikian semakin menjauh dari khatulistiwa kecepatan pesawat juga menjadi semakin rendah, sampai akhirnya tidak bergerak sama sekali dan hanya berputar di tempat tepat di pusat sumbu rotasi bumi di kutub utara maupun selatan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.4997 seconds (0.1#10.140)