Lawan Radikalisme, Pemda DIY Gelar Sekolah Pancasila

Kamis, 25 Juli 2019 - 23:51 WIB
Lawan Radikalisme, Pemda DIY Gelar Sekolah Pancasila
DPRD DIY menggelar diskusi bertema Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum terhadap Aksi Radikalisme dan Terorisme, Kamis (25/7/2019). FOTO/IST
A A A
YOGYAKARTA - Kebutuhan untuk menghadang terorisme dan radikalisme adalah sebuah keniscayaan. Salah satunya dengan jalan menggelorakan Pancasila di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menyebut Pemda DIY punya tanggung jawab melakukan pendidikan dan sosialisai Pancasila kepada masyarakat. Salah satu program menggelorakan kembali Pancasila yang dilakukan Pemda DIY adalah lewat program Ssinau Pancasila. Program ini akan berjalan lagi di tahun 2020 dengan sasaran kelompok milenial sebanyak 7.800 orang yang digelar di 78 kecamatan se DIY.

"Kita butuh banyak agen negara untuk sebarkan pemahaman Pancasila. Program Sinau Pancasila butuh dukungan termasuk metode yang pas untuk generasi milenial, kita gandeng UIN Sunan Kalijaga bantu rancang kurikulum termasuk Pusat Studi Pancasila dari UGM dan berbagai perguruan tinggi lainnya," kata Eko dalam diskusi bertema Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum terhadap Aksi Radikalisme dan Terorisme, di DPRD DIY Kamis (26/7/2019).

Dalam kesempatan itu, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof KH Yudian Wahyudi, MA, Ph. D, juga memberikan paparan berkaitan dengan pentingnya pemahaman pengetahuan beragama Islam yang moderat.

"UIN Sunan Kalijaga dengan Pusat Studi dan Bela Negara mendukung sepenuhnya program Sinau Pancasila kepada masyarakat. Kalau untuk mahasiswa sejak awal kita kenalkan agama dan budaya moderat, diperkenalkan hubungan Islam dengan Pancasila," kata Prof Yudian Wahyudi.

Diskusi yang diselenggarakan Komisi A DPRD DIY ini menghadirkan juga Direskrimum Polda DIY Dr Hadi Utomo, SH, M. Hum beserta Kasatgas Anti Teror Polda DIY AKBP Nugrah Trihadi. FGD juga dihadiri peserta dari kepala sekolah SMK/SMA, FKUB, Pemda, OSIS, Karang Taruna, dan berbagai tokoh masyarakat termasuk tokoh agama KH Thoha Abdurrahman.

Menurut Yudian agama sebenarnya bisa dijadikan penguat Pancasila. “Selain pentingnya pengajaran secara formal di tiap tingkatan jenjang pendidikan, program sinau Pancasila secara luas bisa membentengi masyarakat dari paham terorisme dan radikalisme,” terangnya

Yudian mengingatkan agar jangan ada lagi gerakan keagamaan yang liar. Agama dan Pancasila jangan sampai dibenturkan. “Sudah ada konsensus bahwa seluruh elemen bangsa yang bhinneka harus sudah sepakat dengan Pancasila,” tegasnya.

Sementara itu Kombes Hadi Utomo menyatakan dukunganya terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah untuk menggelorakanPancasila guna melawan gerakan radikalisme dan terorisme.

Menurut Hadi Utomo, pihaknya mengajak berbagai elemen masyarakat untuk bersama-sama mencegah gerakan radikalisme terus berkembang. “Silahkan kalau mau bertanya kepada kami. Polri, TNI, BNPT punya kemampuan (mendeteksi radikalisme). Kami sangat terbuka,” terangnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6131 seconds (0.1#10.140)