Pertemuan Prabowo-Mega Pesan Nilai Persatuan Dalam Perbedaan

Rabu, 24 Juli 2019 - 20:51 WIB
Pertemuan Prabowo-Mega Pesan Nilai Persatuan Dalam Perbedaan
Ketua umum PP Haedar Nashir (dua dari kanan) dan Pimpinan Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah di gedung PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro Yogyakarta, Rabu (24/7/2019). FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
YOGYAKARTA - Ketua umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut positif pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019). Tak hanyamenyambung persaudaraan, pertemuan itu juga ada pesan nilai dalam kehidupan politik nasional, yakni persatuan dalam perbedaan.

“Pesan nilainya, yaitu agar dalam perbedaan pilihan dan sikap politik tetap ada rekatan tentang cita-cita bangsa dan tentang Indonesia kedepan mau diapain,” kata Haedar usai penandatangan kerjasama pembuatan film Jejak Langkah, Dua Ulama di gedung PP Muhammadiyah, Jalan Cik Ditiro Yogyakarta, Rabu (24/7/2019).(Baca Juga: Prabowo Berharap Megawati Lakukan Kujungan Balasan ke Hambalang
Pesan lainnya, yakni soal komitmen dua tokoh ini bagaimana menjadikan Indonesia tidak hanya bersatu dan bersama dalam keragaman. Namun juga memajukan dan mensejahterakan seluruh tumpah darah dan denyut kehidupan kebangsaan.

“Komitme ini perlu. Karena Pak Prabowo, Bu Mega dan semua tokoh nasional punya dan menjadi nahkoda politik lewat parpol yang bisa menjadikan Indonesia negara bersatu berdaulat adil dan makmur,” tandasnya.

Terakhir, tentu pesannya juga untuk rakyat Indonesia untuk membuka lembaran baru dalam konteks bahwa lima tahun ke depan harus ada progres dalam kehidupan kebangsaan dan pemerintah perlu partner untuk kritik, masukan, kontrol agar demokrasi berjalan sebagaimana mestinya. “Cek dan balance tentu jadi penting dalam sistem politik di mana parpol jadi penyangga,” jelasnya.

Sementara itu, pimpinan Ponpes Tebuireng, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah mengatakan pertemuan itu merupakan hak masing-masing. Namun dia menegaskan nantinya perlu tetap ada opisisi yang kuat dan konstruktif serta bisa mengawasi jalannya pemerintan.

“Oposisi yang saya maksud adalah mengawasi jalannya pemerintahan tetapi tidak mencari-cari kesalahan. Mengkritik secara konstruktif hal-hal yang dianggap memang perlu dikritik tapi tidak mencari-cari,” paparnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9468 seconds (0.1#10.140)