Kemenkes Ingin Wujudkan Lansia Yang Produktif

Senin, 22 Juli 2019 - 22:30 WIB
Kemenkes Ingin Wujudkan Lansia Yang Produktif
Menkes Nila F Moeloek saat menghadiri International Respati Health Conference (IRHC) di Hotel Dafam Rohan, Yogyakarta, Senin (22/7/2019).FOTO/iNews.id/Kuntadi
A A A
YOGYAKARTA - Kementerian Kesehatan bertekad untuk mewujudkan lansia yang sehat, mandiri, aktif dan produktif. Pembangunan kesehatan akan diarahkan untuk meningkatkan usia harapan hidup. Di samping itu usia sehat juga harus ditingkatkan untuk memperpendek gap harapan hidup.

Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek mengatakan secara nasional angka harapan hidup mencapai 71 tahun. Dengan kondisi riil untuk perempuan mencapai 74 tahun dan laki-laki 69 tahun. Melihat komposisi penduduk yang ada, pada 2035 nanti akan akan peningkatkan transisi lansia menjadi 48 jutaan atau sekitar 15,77%.

"Ini akan jadi masalah yang harus disikapi. Karena semakin tua akan banyak masalah degeneratif,"terang Menkes dalam International Respati Health Conference (IRHC) di Hotel Dafam Rohan, Yogyakarta, Senin (22/7/2019).

Angka harapan hidup di Yogyakarta, kata Menkes menjadi yang tertinggi secara nasional, yakni 74 persen untuk laki-laki dan 76 untuk perempuan. Peningjatan harapan hidup ini harus didukung dengan peningkatan usia sehat. Dimana saat ini secara nasional usia sehat hanya 62 tahun. Artinya dengan usia angka harapan hidup 71 tahun maka sekitar 8 sampai 9% akan sakit-sakitan. "Kita ingin memperpanjang usia harapan hidup yang sehat," jelasnya.

Di Singapura angka harapan hidup sudah sampai 85 tahun sedangkan usia sehatnya mencapai 75 tahun. Tingginya angka ini karena gaya hidup di Singapura lebih bagus.

Sesuai dengan kebijakan WHO setiap negara diminta untuk meningkatkan kesadaran terhadap lansia. Dimana di Indonesia angkanya sudah sekitar 19 sampai 25 juta lansia.

Ketua Yayasan Pendidikan Respati, Tony Sugiarso berharap dari konferensi ini bisa menghasilkan inovasi para perkembangan ilmu peengetahuan khususnya di bidang kesehatan.

Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan DIY, Tri Saktiyana mengatakan mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini apalagi angka harapan hidup di DIY cukup tinggi. Namun angka kemiskinan juga tinggi, karena masyarakat cenderung bisa menerima keadaan. "Masyarakat DIY cukup unik rela tidak makan tetapi cukup sejahtera " terangnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8189 seconds (0.1#10.140)