Sehari Dirawat Setelah Tertimpa Pohon, Balita di Solo Meninggal Dunia

Senin, 22 Juli 2019 - 19:49 WIB
Sehari Dirawat Setelah Tertimpa Pohon, Balita di Solo Meninggal Dunia
Jenazah balita yang meninggal dunia akibat tertimpa pohon saat di rumah duka, Senin (22/7/2019). FOTO/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Nasib malang menimpa Kaivan Azzam Nur Ridho, balita asal Tegal Ayu RT 03 RW II, Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Solo.

Anak pasangan Rohmat Slamet dan Retno Sri Lestari itu meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo setelah mengalami cidera kepala berat,
Senin (22/7) siang.

Sehari sebelumnya, bocah berusia 1,5 tahun tersebut tertimpa pohon palem yang tumbang di Jalan Slamet Riyadi saat menikmati car free day (CFD).Korban dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 11.20 WIB. Luka serius di bagian kepala yang dialami mengakibatkan nyawanya tak
tertolong.

“Kami sudah berusaha maksimal memberikan perawatan. Namun karena trauma berat yang dialami, akhirnya tidak bisa tertolong dan meninggal,” kata Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu Solo dr Divan Fernandes, Senin (22/7/2019).

Saat pasien mulai dirawat sekitar pukul 07.50 WIB, kondisinya sudah kritis dan tak sadarkan diri hingga senin (22/7) siang. Pasien dibantu alat pernafasan, kondisinya tak stabil, dan dirawat di ruang PICU bagian ICU. Para dokter belum bisa mengambil tindakan karena kondisinya belum stabil. Namun terus dilakukan pengawasan terhadap setiap perkembangan kondisinya. Setelah dipulangkan ke rumah duka, jenazah korban dimakamkan Astana Saripan, Makamhaji.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (Rudy) menyatakan belasungkawa atas meninggalnya Kaivan. Agar kejadian serupa tidak terulang, Walikota
menandaskan akan memangkas habis pohon pohon rawan tumbang yang dinilai bakal membahayakan keselamatan warga. Mulai dari pohon yang
ada di jalur jalur utama ruas jalan di Kota Solo maupun yang ada di sekitar pemukiman.

“Mulai besok operasi pohon mati. Kalau perlu saya akan temani. Pokoknya nggak usah ragu kalau diprotes soal pemotongan. Kalau membahayakan, potong,” tegasnya.

Walikota berkumas tebal ini juga sempat menyindir adanya pihak yang sering mengomentari adanya pemangkasan pohon dan menuding Pemkot Solo tidak peduli terhadap jalur hijau perkotaan.

Dirinya tak akan meladeni berbagai komentar miring jika pemotongan pohon bertujuan baik untuk masyarakat. “Pemerintah sering mendapat kritik keras jika hendak memangkas pohon,” tegasnya.

Namun faktanya, pohon yang akan dipotong dan dikritik keras akhirnya tumbang. Jika sudah tumbang dan memakan korban jiwa, Rudy ingin mendengar bagaimana komentarnya orang orang yang semula nyinyir kepada pemerintah. Dirinya berharap tidak ada lagi yang merecoki atau berkomentar miring soal penataan pohon yang dilakukan pemerintah.

Masyarakat juga tidak perlu khawatir karena jika Pemkot Solo menebang satu pohon, maka akan ditanam sepuluh pohon pengganti.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.1974 seconds (0.1#10.140)