Menristekdikti Di-bully Gara-Gara Wacanakan Rektor Luar Negeri

Senin, 22 Juli 2019 - 19:27 WIB
Menristekdikti Di-bully Gara-Gara Wacanakan Rektor Luar Negeri
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir. FOTO/iNews.TV/Taufik Budi
A A A
SEMARANG - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir, menceritakan pernah menjadi korban bully akibat rencana mendatangkan rektor luar negeri. Dia mengungkapkan, wacana tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Tanah Air.

“(Tentang) dosen asing ini muncul 2016, sekarang muncul lagi (isunya),” usai menghadiri Rapat Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Semarang di Kampus Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang, Senin (22/7/2019).

Nasir menjelaskan, kualitas pendidikan tinggi di Indonesia cukup memprihatinkan. Sebab, dari banyaknya jumlah perguruan tinggi hanya sebagian kecil yang bisa masuk pada peringkat dunia internasional.

“Perguruan tinggi Indonesia ke jumlahnya 4.700. Dari 4.700 (perguruan tinggi) yang masuk daya saing dunia kita hanya ada tiga sampai sekarang. Pada saat saya sebagai menteri hanya dua. Dua itu juga di belakang di angka (peringkat) 400,” terangnya.

Untuk itu, Nasir menawarkan gagasan untuk mendatangkan dosen dan rector dari luar negeri untuk mendongkrak kualitas pendidikan. Langkah tersebut juga merujuk pada sejumlah negara yang terlebih dahulu melakukan dan terbukti mampu mengangkat mutu pendidikan.

“Makanya saya coba tawarkan pada saat itu tahun 2016. Bagaimana mengundang rektor dari luar negeri menjadi rektor perguruan tinggi di Indonesia. Apa yang terjadi pada tahun 2016? Saya di-bully habis-habisan, para rektor se-Indonesia protes terhadap saya, dianggap sebagai bangsa inlander dan seterusnya,” beber dia.

“Kita belajar pengalaman negara-negara lain. Singapura maju perguruan tingginya, rektornya juga dari luar negeri, Taiwan maju karena rektornya juga dari luar negeri, China maju rektornya dari luar negeri. Bahkan Arab Saudi itu (peringkat) 800 aja enggak masuk, tapi sekarang rektornya dari Amerika dan dosennya 40% dari Amerika dan Eropa, sekarang masuk rangking berapa 189. Tadinya 800 aja enggak masuk,” tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2644 seconds (0.1#10.140)