Pengembangan Desa Wisata di Jateng Bakal Digelontor Rp1 Miliar

Sabtu, 20 Juli 2019 - 14:14 WIB
Pengembangan Desa Wisata di Jateng Bakal Digelontor Rp1 Miliar
Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Kepala Disporapar Jateng Sinung N Rachmadi saat pembukaan Gelar Desa Wisata ke-5 di Lapangan Garnisun, Kalisari, Semarang, Jawa Tengah Sabtu, (20/7/2019). FOTO/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo langsung tancap gas setelah menerima perintah Presiden Joko Widodo untuk total mengembangkan wisata. Pihaknya mengucurkan dana sebesar Rp1 miliar untuk setiap desa wisata.

Saat ini Jawa Tengah memiliki 229 desa wisata yang tersebar di 35 kabupaten/kota. Saat mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Ganjar mendapat perintah langsung agar gencar mengembangkan desa wisata.

"Targetnya Jawa Tengah memiliki 500 desa wisata," kata Ganjar pada pembukaan Gelar Desa Wisata ke-5 di Lapangan Garnisun, Kalisari, Semarang, Jawa Tengah Sabtu, (20/7/2019).

Untuk stimulan target tersebut, Pemprov Jateng bakal mengucurkan anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk setiap desa wisata. Terlebih Peraturan Daerah (Perda) Pemberdayaan Desa Wisata sudah lahir.

"Ketentuan-ketentuan tetap ada, misalnya pengembangannya bagaimana, kunjungannya berapa. Untuk menunjang itu akan kami berikan dulu dana sebesar Rp100 juta," katanya.

Keberadaan desa-desa wisata tersebut oleh Ganjar bakal dijadikan objek penunjang destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah seperti Borobudur, Sangiran, Dieng dan Karimunjawa.

"Desa akan jadi wisata pendukung. Tapi harus diperhatikan kualitas dan keamanan. Desa wisata harus ada yang mengontrol. BUMDes harus jadi semacam auditor. Agar yang ada di sana terkelola, tempatnya aman kulinernya harganya tidak ngeprok," katanya.

Namun suami Atikoh itu mengatakan untuk jadi objek penunjang unggulan desa wisata harus memiliki konsep yang jelas, khususnya benar-benar menjual kekayaan desa.

"Toiletnya bau, makanannya instan, kopi instan ya tidak menarik. Harus kuliner setempat, kopinya diajari bikin kopi sendiri sambil atraksi. Singkong makannya. Singkong goreng biasa, singkong rebus biasa. Harus dicampur keju, jadiin bolu. Maka kita harus belajar. Kalau tidak bisa kita kasih pelatihan gratis," katanya.

Acara Gelar Desa Wisata yang diadakan di Lapangan Garnisun Semarang itu bakal berlangsung tanggal 20 hingga 21 Juli 2019. Ada 31 desa perwakilan dari kota/kabupaten turut terlibat dalam ajang tersebut. Pameran produk unggulan serta berbagai macam kuliner khas desa dan kampung di Jawa Tengah turut dipamerkan.

Sementara, Kepala Disporapar Jateng Sinung N Rachmadi mengatakan, festival ini sebagai ajang bertemu dan bertukar gagasan sehingga dapat menginspirasi wilayah lainnya untuk melakukan hal serupa, sebagai upaya untuk menarik kunjungan kalangan wisatawan dan tidak hanya domewstik tetapi juga mancanegara.

“Sangat dibutuhkan adalah kreasi dan inovasi desa wisata, karena ajang ini untuk adu ide, adu gagasan. Agar masing-masing wilayah saling belajar. Mereka bisa mengamati, meniru, kemudian memodifikasi sebuah gagasan bagi wilayah mereka,” kata Sinung.

Dia menambahkan, pihaknya akan terus menumbuhkan semangat masyarakat membangun desa wisata, meski masih banyak hal harus dilakukan agar desa wisata tersebut menjadi sangat menarik bagi wisatawan.

“Desa wisata harus mudah dijangkau dan akses mudah serta mudah dikenal dan diharapkan masyarakat desa wisata ini bisa mempromosikan atau memviralkan desanya di media sosial, sehingga masyarakat luas bisa menjadi kepo atau ingin tahu dan berkunjung ke desa tersebut,” pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7195 seconds (0.1#10.140)