Pendidikan Pramuka Kuatkan Karakter, Kecakapan dan Nasionalisme

Jum'at, 19 Juli 2019 - 02:01 WIB
Pendidikan Pramuka Kuatkan Karakter, Kecakapan dan Nasionalisme
Ketua Kwarda Jateng, Siti Atikoh bersama pembina pramuka SMAN 5 Rochimudin, pelatih Kwarda Jateng Sugiono dan Jumadi dalam Hot Topic Trijaya MNC FM Semarang Kantor BPTIK, Dikbud Provinsi Jateng, Semarang, Kamis (18/7/2019). FOTO/SINDOnews/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Ketua Kwarda Jateng, Siti Atikoh Supriyanti mengajak generasi muda untuk membentengi diri dalam menghadapi gempuran teknologi hingga maraknya pemberitaan hoaks di media sosial (medsos) melalui pendidikan pramuka.

Dia menyebutkan bahwa pendidikan pramuka memiliki tujuan utama yakni pendidikan karakter, kecakapan dan nasionalisme. “Tujuan utama pendidikan pramuka itu intinya ada tiga.

Yang pertama pendidikan karakter, karena dengan pendidikan karakter ini menjadi benteng bagi generasi muda,” ungkap Siti Atikoh saat berbicara dalam dialog interaktif Hot Topic Trijaya MNC FM bertemakan Kepramukaan di Jaman Milenial di Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) Dikbud Provinsi Jateng, Semarang, Kamis (18/7/2019).

Menurutnya, pendidikan karakter ada kaitan dengan moral dan buday. Apalagi zaman sekarang ini gempuran teknologi dan gempuran globalisasi mau tak mau juga akan mempengaruhi budaya kita. Apabila karakter sudah kuat, tentu bisa menahan gempuran itu,” ungkapnya.

Dia menerangkan, terkait kecakapan baik kecakapan dari sisi pramuka sendiri, kemudian kecakapan dari bidang teknologi budaya dan agama,. Hal itu yang harus benar-benar bersinergi.

“Ketiga hal itu juga harus balance Karena apabila ada satu saja yang jomplang juga akan mempengaruhi karakter warga negara khususnya generasi muda,” ujar istri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ini.

“Yang ketiga terkait nasionalisme, ini kan semua ada di tri satya dasa dharma. Apalagi sekarang jangan sampe hanya karena mungkin hanya mengejar pendidikan tinggi, kemudian bahasa-bahasa yangg dipakai saat ini jangan sampe karena hal seperti itu mengikis nasionalisme si anak. kemudian pengaruh informasi apalagi musim berita hoaks dan sebagainya,” terang dia.

Dia menyatakan, apabila pendidikan karakter dan kepramukaan kuat, insya allah nasionalisme juga akan semakin kuat.

“Kita sudah mengkolaborasikan antara pramuka yang “konvensional” seperti materi kecakapan dengan materi kekinian, anak-anak pasti senang dikasih materi bagamaina menguasai drone mengoperasionalkan seperti apa, kemudian terkait dengan IT bagaimana kita bisa menembus icomers kita masukkan,” jelasnya.

Pihaknya berharap dengan hal seperti itu bisa merevitalisasi lagi nilai budaya bangsa yang luar biasa adalah gotong royong tetapi dikemas dalam teknologi maupun hal-hal mengulas kekinian

Dia juga selalu mengingatkan tagline Kwarda Jateng bahwa setiap pramuka adalah pewarta, setiap pramuka adalah kantor berita.

Oleh karena itu, jangan sampai sosmed atau media online atau apapun dikuasai oleh berita-berita buruk, karena kalau setiap hari yang muncul adalah berita buruk maka keburukan itu dianggap sebagai pembenaran.

“Jangan sampai sosmed yang dalam hal ini sekarang sudah masuk ke ranah private anak-anak itu dikuasai seperti itu, ayo semua pramuka bergerak agar menjadi pewarta juga menyebarkan konten positif , kegiatan positif sehingga berita positif inilah yang akan menguasai sosmed di jateng maupun indonesia dan dunia,” harapnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7991 seconds (0.1#10.140)