Payjem Pas Ngamuk, Cara Jateng Atasi Warga Gangguan Jiwa

Jum'at, 19 Juli 2019 - 00:00 WIB
Payjem Pas Ngamuk, Cara Jateng Atasi Warga Gangguan Jiwa
Payjem Pas Ngamuk, menjadi program andalan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menangani warga gangguan jiwa. FOTO/SINDOnews/Taufik Budi
A A A
SEMARANG - Payjem Pas Ngamuk, menjadi program andalan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk menangani warga gangguan jiwa. Itu merupakan nama program yang memiliki kepanjangan Pelayanan Jemput Pasien Ngamuk.

Aplikasi yang diinisiasi RSJD Solo ini didasari atas keresahan ketika penjemputan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak sesuai prosedur. Sering kali penjemputan pasien membuat terluka, bisa lebam, bahkan sampai patah tulang, diikat dengan tali rafia.

Program tersebut menjadi satu di antara 22 inovasi yang dilakukan Pemkab/Pemkot dan Pemprov Jateng hingga menyabet Awarding Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Penghargaan diberikan langsung oleh Menpan-RB Syafruddin di Hotel Gumaya, Semarang, Kamis (18/7/2019).

Ada 11 kabupaten dan kota di Jawa Tengah yang melengkapi capaian tiga inovasi dari Pemprov Jateng yang memperoleh penghargaan. Tiga inovasi itu adalah Tele Apik, Payjem Pas Ngamuk dan Apem Asi, yang dilahirkan oleh RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, RSJD Surakarta dan Dinas Pekerjaan Umum, Sumberdaya Alam dan Tata Ruang (DPUSDA Taru).

"Masyarakat punya ekspektasi yang tinggi sekali, maka seluruh pimpinan sektor selalu berpikir inovasi apa yang mesti dilakukan. Karena kalau tidak kita dihajar masyarakat," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, terjadi satu kompetisi di kabupaten/kota dan instansi di Pemprov berkat adanya award dari Kemenpan RB. Terlebih dia mendorong proposal yang buat dinas harus bisa diterapkan dalam enam bulan. "Satu tujuan pelayanan, puas! Masyarakat puas," katanya.

Terkait uniknya penamaan-penamaan program itu, Ganjar mengaku itu merupakan salah satu cara agar mudah diingat masyarakat. "Kalau namanya unik kan masyarakat mudah ingat, otomatis mudah menjangkau," katanya.

Dari 99 peraih penghargaan itu, 22 program atau 13%-nya merupakan inovasi dari Jawa Tengah, baik dari Pemkab/Pemkot dan Pemprov. Menurut Menpan-RB, ini merupakan catatan sejarah untuk pertama kalinya sejak digelar pada 2014 silam satu provinsi meraih penghargaan mencapai 22 nominasi.

"Biasanya itu paling banyak 10 penghargaan dalam satu provinsi. Di Jawa Tengah ini memang atmosfirnya adalah inovasi. Secara keseluruhan pendaftarnya banyak sekali. Saya lihat proposalnya saja capai," katanya.

"Mulanya ada 3.156 proposal yang terdaftar. 1.627 lolos seleksi administrasi dan akhirnya tim evaluasi menetapkan 99 kemudian tim panel menetapkan 45 nominator dari hasil penilaian wawancara dan presentasi," tutur dia.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6485 seconds (0.1#10.140)