Bantu Petani, Ganjar Wajibkan ASN Jateng Beli Cabai 10 Ton

Senin, 14 Januari 2019 - 13:45 WIB
Bantu Petani, Ganjar Wajibkan ASN Jateng Beli Cabai 10 Ton
Pemprov Jawa Tengah mendatangkan 10 ton cabai dari berbagai daerah di halaman kantor Gubernuran, Senin (14/1/2019). FOTO/IST.
A A A
SEMARANG - Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah diwajibkan untuk membeli 10 ton cabai yang dibeli dari petani di berbagai daerah. Langkah itu sebagai tindakan cepat untuk mengatasi persoalan merosotnya harga cabai di Jateng.

Cabai-cabai itu diborong langsung dari petani asal Demak, Purbalingga, dan Kabupaten Semarang. Sebanyak 10 ton lebih cabai merah keriting itu pun memenuhi halaman Kantor Gubernuran. Nilai ekonomis yang ada pada transaksi itu sebesar Rp200 juta lebih.

"Ini intervensi yang sifatnya darurat, tapi harus ada tindakan cepat. Kekuatan ASN Pemprov Jateng pernah saya uji saat harga Bawang Merah jatuh, maka saat itu kita beli semuanya dan harganya terdongkrak. Hari ini kami lakukan lagi dengan memborong langsung cabai dari petani dengan harapan yang sama," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Senin (14/1/2019).

Persoalan harga cabai, lanjut Ganjar, sebenarnya tidak terlalu murah di pasaran. Hanya, para petani menjual hasil cabai kepada para tengkulak dengan harga yang sangat murah.

"Sebenarnya harganya tidak turun amat, tapi karena tengkulaknya kebanyakan, jadi harganya anjlok. Saya kemarin sudah cek di Ungaran, harga cabai keriting di pasaran Rp20.000, pedagang membelinya Rp15.000, sementara harga jual dari petani hanya Rp9000 bahkan ada yang Rp7000. Ini kan yang tertawa para tengkulak itu, sementara petani terus merugi," ungkapnya.

Pemprov Jateng sudah melakukan pengecekan di lapangan terkait anjloknya harga cabai yang dikeluhkan petani. Ternyata di lapangan, tim menemukan bahwa luasan tanam petani cabai semakin banyak, sehingga terjadi oversuplay.

"Hal itu otomatis membuat harga tidak bagus. Selain luasan tanam yang lebar, aksi para tengkulak ini yang membuat harga anjlok dan petani merugi," ujarnya.

Pembelian cabai sebanyak 10 ton tersebut merupakan tindakan sementara. Gerakan itu dilakukan agar terjadi perubahan harga di pasaran. "Memang ini sifatnya jangka pendek, karena petani butuh uang dan cabai juga usianya tidak lama sebelum akhirnya membusuk. Untuk jangka panjang, sudah kami siapkan beberapa solusinya," katanya.

Aksi Ganjar yang mewajibkan para ASN membeli cabai dari petani langsung dengan harga Rp18.000 tersebut mendapat apresiasi dari para petani. Mereka mengaku bersyukur karena Gubernur melakukan langkah kongkret untuk membantu petani.

"Soalnya cabai dari petani selama ini hanya dihargai Rp7000 hingga Rp9000 oleh tengkulak. Dengan adanya program ini, para tengkulak banyak yang berteriak dan terjadi perubahan harga, di kampung saya Purbalingga hari ini sudah ada informasi masuk cabai dijual oleh petani Rp25.000 perkilo," kata Rohmat Budiono, petani cabai asal Purbalingga.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3917 seconds (0.1#10.140)