Kekeringan di Jateng Butuh Penanganan Jangka Menengah dan Panjang

Kamis, 18 Juli 2019 - 08:45 WIB
Kekeringan di Jateng Butuh Penanganan Jangka Menengah dan Panjang
Para pembicara dalam diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Ayo Panen Air di Noormans Hotel Semarang, Rabu (17/7/2019). FOTO : SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Kekeringan yang masih saja menjadi permasalahan klasik di sejumlah wilayah Jawa Tengah menjadi perhatian kalangan DPRD Jateng. Pasalnya, wilayah terdampak kekeringan makin menyebar luas.

Berdasar data BPBD Jateng, pada 2018 sedikitnya ada 112 kecamatan di Jateng yang terdampak kekeringan. Jumlah itu meningkat dibanding tahun ini yakni sebanyak 267 kecamatan.

"Tentunya peningkatan jumlah wilayah yang terdampak kekeringan perlu segera ditangani," tandas anggota Komisi D DPRD Jateng Ngainirrichad saat berbicara dalam diskusi Prime Topic MNC Trijaya FM bertema Ayo Panen Air di Noormans Hotel Semarang, Rabu (17/7/2019).

Sehingga pihaknya mendorong pemerintah untuk tidak hanya melakukan penanganan jangka pendek dalam mengatasi permasalahan kekeringan tersebut. Menurutnya, pemerintah juga harus memikirkan penanganan jangka menengah dan jangka panjangnya.

"Kalau pengiriman bantuan air itu jangka pendeknya. Untuk jangka menengahnya, pemerintah bisa memfasilitasi penampungan air bagi warga. Jangka panjangnya, bagaimana pemerintah mampu menyiapkan penyimpanan air dalam tanah. Tapi ini kan masih banyak kendalanya," tegasnya.

Dia menerangkan, memfasilitasi dengan pembuatan penampungan air bisa dilakukan dengan memanfaatkan tanah warga yang sukarela mau tanahnya dimanfaatkan untuk penampuan air.

Sementara, Ketua Program Doktor Teknik Sipil Unissula, Imam Wahyudi menyatakan bahwa kawasan untuk menampung air merupakan blue area. Sedangkan yang merasakan dampaknya disebut green area. Sehingga air yang tersimpan sebagai cadangan berada di antara blue dan green area

"Itu artinya, pemerintah perlu memperluas blue area, agar air yang tertampung sebagai cadangan di musim kemarau, lebih banyak lagi," tukas Imam.

Menurutnya, perluasan blue area sudah dilakukan dengan upaya pembuatan sumur resapan. Akan tetapi, masyarakat belum begitu banyak melakukannya. "Dalam rangkaian dimensi ini, tinggal bagaimana menggerakkan masyarakat membantu pemerintah mewujudkan perluasan blue area, agar nantinya bisa memanen air," jelasnya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2944 seconds (0.1#10.140)