Tak Miliki Murid Baru, SD di Gunungkidul ini Tetap Layani Pendidikan

Selasa, 16 Juli 2019 - 22:50 WIB
Tak Miliki Murid Baru, SD  di Gunungkidul ini Tetap Layani Pendidikan
Ruangan kelas I SDN Wonolagi, Desa Ngleri, Kecamatan Playen Gunungkidul kosong lantaran tidak ada siswa baru di sekolah tersebut. FOTO/SINDOnews/Suharjono
A A A
GUNUNGKIDUL - Memasuki tahun ajaran baru, biasanya sekolah dasar sangat ramai. Banyak wali murid yang terpaksa menunggu anak mereka ketika pertama kali mengenyam pendidikan dasar.

Namun suasana jauh berbeda di SDN Wonolagi, di Dusun Wonolagi, Desa Ngleri, Kecamatan Playen. Di sekolah ini suasana sangat sepi. Tidak ada gaduh siswa kelas 1 atau wali murid yang berada di luar kelas menunggu anaknya ketika pertama masuk sekolah.

Tahun ini SDN Wonolagi tidak mendapatkan siswa baru. Menurut Kepala Sekolah SDN Wonolagi, K Marsudiyanti, tidak adanya siswa baru bukan karena anak anak sekitar tidak suka masuk sekolah tersebut. Namun karena di dusun tersebut tidak ada lulusan Taman Kanak - Kanak(TK) atau anak usia 7 tahun. "Ini adalah sekolah khusus, karena tidak setiap tahun ada siswa baru kelas 1," terangnya kepada wartawan, Selasa (16/7/2019).

Saat ini saja, selain kelas I yang kosong, kelas V dan kelas VI juga demikian. Praktis tahun depan tidak ada Ujian Nasional di sekolah tersebut. "Jumlah siswa kami ada 11 siswa, terdiri dari kelas II 4 siswa, kelas III 3 siswa dan kelas IV hanya 4 siswa," katanya.

Kendati jumlah siswa jauh dari persyaratan rombongan belajar (rombel) yaitu minimal 20 siswa tiap rombel, namun SDN Wonolagi tidak di-regruping. Sekolah tersebut tetap melayani pendidikan karena memang lokasinya jauh dari sekolah lain.

"Dulu ada rencana regrouping. Namun Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X ke lokasi dan meminta sekolah tetap ada memberikan layanan pendidikan," imbuhnya.

Marsudiyanti melanjutkan, di sekitar sekolah terdapat 47 kepala keluarga. Mereka berharap SD tetap ada. Ini lantaran jarak ke pusat desa sejauh 5 Km. Begitu juga jalur alternatif ke kecamatan Patuk yang harus menyeberang sungai.

Sebelumnya sebuah jembatan gantung dibangun untuk alternatif warga keluar masuk dusun. Namun karena badai cempaka beberapa tahun lalu, jembatan putus dan hingga kini belum diperbaiki.

Dari pusat desa di Desa Ngleri, untuk mencapai SDN Wonolagi harus melewati hutan dengan jalan masih cor blok. Itu saja harus berhati-hati karena di beberapa titik masih terjal sehingga dibutuhkan konsentrasi penuh untuk mencapai lokasi.

Salah satu siswa kelas II SDN Wonolagi, Mega Alfiansyah mengaku tetap senang sekolah di SD tersebut. Meski muridnya sedikit namun semuanya menjadi teman baiknya. "Kami sering belajar bersama. Gurunya juga baik baik dan sabar," tuturnya.

Dia berharap meskipun belajar di SD pinggiran dengan fasilitas pas-pasan, namun bisa maksimal belajar. "Pingin pinter dan nilai bagus," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2228 seconds (0.1#10.140)