KSOP Semarang Beberkan Runtutan Peristiwa Penyebab Kecelakaan

Selasa, 16 Juli 2019 - 11:30 WIB
KSOP Semarang Beberkan Runtutan Peristiwa Penyebab Kecelakaan
KSOP Semarang Beberkan Runtutan Peristiwa Penyebab Kecelakaan KSOP Semarang Beberkan Runtutan Peristiwa Penyebab Kecelakaan
A A A
SEMARANG - Kecelakaan kapal pengangkut peti kemas yang menabrak dermaga Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) merupakan mengakibatkan container crane (CC) roboh berantakan. Sejumlah langkah pencegahan telah dilakukan namun tak berhasil mengendalikan laju kapal yang meluncur bebas.

Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Semarang Ahmad Wahid telah meminta keterangan kepada pihak-pihak terkait untuk mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan. Kesimpulannya, mesin dinyatakan mendadak rusak saat akan bersandar.

“Berdasarkan klarifikasi yang telah kami lakukan terhadap nakhoda, kepala keamanan mesin, kemudian Pandu, awak kapal tunda, semua mulai dari dokumen kapal kemduian catatan-catatan dengan pola gerak itu menunjukkan pada saat kapal mau masuk dari luar itu dalam kondisi normal,” kata Wahid, Senin (15/7/2019).

“Begitu mendekati dermaga, saat klarifikasi kepada pandu terjadi ketidaknormalan (mesin). Ketidaknormalan itu, bahwa pada saat pilot meminta kapal berhenti dan mundur, tapi mesin tidak respon jadi mesin jalan terus. Saat kita klarifikasi kepada nakhoda juga mengatakan seperti itu,” tambahnya.

Dimungkinkan, kapal tetap bergerak tanpa kendali karena terjadi gangguan pada sistem pneumatik. Padahal sebelum kapal bergerak untuk melakukan aktivitas bongkar muat, dipastikan telah melewati serangkaian pemeriksaan dan tidak ada standar operasional prosedur (SOP) yang dilanggar.

“KKM (kepala kamar mesin) mengatakan bahwa ada gangguan dari sistem pneumatik dari mesin penggerak kapal yang menyebabkan kapal enggak berhenti,” terangnya.

“Jadi setelah kita klarifikasi lagi, apakah sebelum masuk (area TPKS) itu sudah dilakukan sesuai SOP, mereka di kapal. Sebelumnya juga dilakukan verifikasi kondisi mesin semuanya normal, tiba-tiba setelah mendekat ke dermaga itu terjadi seperti itu (menabrak crane),” tutur dia.

Dalam klarfikasi itu, juga terungkap bahwa telah dilakukan beberapa langkah untuk mencegah terjadinya tabrakan. Kapal yang mestinya sebelum bersandar harus memutar terlebih dahulu, namun tetap bergerak tanpa kendali.

“Kami meminta keterangan kepada Pandu dan nakhoda mengenai tindakan-tindakan apa yang dilakukan pada saat kondisi seperti itu. Digunakan tagboat itu untuk menahan, tapi karena enggak sanggup menahan maka talinya putus,” ucapnya.

“Tali putus, sehingga menabrak crane hingga roboh. Kita kroscek lagi pada pandu maupun nakhoda itu upaya maksimal yang dilakukan mereka untuk meminimalisasi (kecelakaan). Kalau seandainya tidak seperti itu bisa lebih besar kerugiannya,” tandasnya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.4952 seconds (0.1#10.140)