Mengenal Gedung Bekas Petinggi VOC di Dekat Tugu Muda Semarang

Senin, 14 Januari 2019 - 06:00 WIB
Mengenal Gedung Bekas Petinggi VOC di Dekat Tugu Muda Semarang
Wisma Perdamaian yang berada di dekat Tugu Muda Semarang pernah dijadikan tempat tinggal petinggi VOC dan Gubernur Jateng era Soewardi. FOTO/IST
A A A
TUGU Muda Semarang tak hanya menjadi saksi sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang. Pertempuran antara rakyat Indonesia melawan tentara Jepang pada masa transisi kekuasaan ke Belanda tanggal 15–19 Oktober 1945.

Namun, kali ini bukan untuk mengurai sejarah peristiwa pertempuran yang disebabkan larinya tentara Jepang dan tewasnya dr. Kariadi. Bukan pula tentang bangunan Lawang Sewu yang berdiri gagah tepat di sisi timur Tugu Muda. Melainkan bangunan berukuran besar di sisi barat laut Tugu Muda yakni Wisma Perdamaian.

Bangunan ini memang belum banyak diketahui warga Semarang dan sekitarnya. Ternyata gedung ini pernah menjadi pernah jadi rumah petinggi VOC dan Gubernur Jawa Tengah era Soewardi.
Bangunan yang berdiri di Jalan Imam Bonjol No 209 itu memiliki luas lahan sekitar 15.000 meter persegi dengan total luas bangunan 6.500 meter persegi. Wisma Perdamaian, dahulu dikenal dengan nama De Vredestein yang artinya istana perdamaian. Dinamakan begitu karena Belanda saat itu merasa kehidupan yang damai.

Gedung yang dirancang Nicholas Harting itu mengalami beberapa perubahan. Hingga pertengahan abad ke-19, gedung itu masih berupa bangunan tunggal dua lantai yang berarsitektur klasik dan bercirikan pilar-pilar rangkap dengan kapitel berornamen serta bermotif bunga.

Mengenal Gedung Bekas Petinggi VOC di Dekat Tugu Muda Semarang


Kini bangunan utama telah ditemani gedung kantor pada sisi kanannya. Bangunan utama kini lebih terlihat seperti aula dengan pilar besar dan panggung di dalamnya.

Guru Besar Arsitektur Universitas Diponegoro, Totok Roesmanto menjelaskan, Wisma Perdamaian dulunya digunakan sebagai rumah dinas petinggi VOC yang menjabat sebagai Gouverneur van Javas Noord-Oostkust (Gubernur Jawa Utara Bagian Pesisir Timur). Pertama kali digunakan sebelum 1755 menjelang perjanjian Giyanti. Bangunan itu juga merupakan bagian dari rancangan pelebaran kota dari wilayah Kota Lama menuju ke arah Karang Asem (sekarang Randusari).

"De Vredestein memiliki kaitan erat dengan sejarah Perang Jawa. Bangunan ini sangat bersejarah mengingat di situlah tempat kedudukan gubernur VOC yang menguasai pantai utara Jawa. De Vredestein pernah digunakan untuk merayakan ulang tahun Ratu Inggris secara besar-besaran dengan pesta dansa yang dihiasi 620.000 buah lampion," katanya.

Secara arsitektur, bangunan Wisma Perdamaian juga telah mengalami banyak perubahan menyesuaikan fungsi bangunan itu sendiri. Pernah digunakan sebagai Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) pada 1978, dan untuk Kantor Sosial pada 1980-an selanjutnya sebagai Kantor Kanwil Pariwisata Jawa Tengah pada 1994.

Setelah direvitalisasi pada 1994 gedung itu sempat menjadi Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah pada era Gubernur Soewardi berbarengan dengan penyematan "Wisma Perdamaian" sebagai nama gedung. Namun, setelah era Gubernur Soewardi, para gubernur kembali menggunakan Puri Gedeh di Kecamatan Gajahmungkur sebagai rumah dinas.

Sedang Wisper sekian lama sepi karena jarang digunakan. Masyarakat yang lewat di Tugu Muda pun banyak yang tidak mengetahui fungsi bangunan tersebut.

Belakangan kompleks bangunan itu mulai terlihat aktivitas keramaian warga ramai di era Gubernur Ganjar Pranowo. Sebab, Ganjar membuka Wisma Perdamaian menjadi tempat beragam kegiatan. Masyarakat atau komunitas anak muda boleh menggunakan Wisma Perdamaian tanpa dipungut biaya alias gratis.

"Saya sering dicurhati kok nyari tempat pentas susah, bayar gedung mahal. Maka saya silakan pakai saja Wisma Perdamaian, gratis, silakan dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif," kata Ganjar.

Dari pameran kartun, acara hari anak, pentas kesenian musik, tari, dan teater hingga seminar dan sarasehan. Beberapa acara yang digelar di Wisma Perdamaian yakni pameran kartun International Tobacco Cartoon Exhibition 2017, workshop Pertemuan Nasional Jaringan Pendidikan Alternatif "Kongres Anak Merdeka", dan seminar Silaturahim Kebangsaan UIN Walisongo.

Selain itu, Wisma Perdamaian juga ramai dengan kegiatan anak muda seperti Leadership Camp 2018 atau 1.000 Start Up Digital Semarang. Tak ketinggalan acara-acara kesenian misalnya Semarang Peranakan Cultural Night dan pentas teater dari berbagai kampus di Semarang.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4305 seconds (0.1#10.140)