Dukung Program 3T, UMY Bangun Rumah Baca di Sorong Papua Barat

Minggu, 13 Januari 2019 - 21:00 WIB
Dukung Program 3T, UMY Bangun Rumah Baca di Sorong Papua Barat
Rektor UMY Gunawan Budiyanto (tiga dari kanan) meresmikan rumah baca hasil KKN UMY di Warmon, Kokoda, Sorong, Papua Barat, Sabtu (12/1/2019). FOTO/IST/UMY
A A A
YOGYAKARTA - Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budiyanto bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir meresmikan rumah baca Nabaca Bukuga di Warmon, Kokoda, Sorong, Papua Barat, Sabtu (12/1/2019). Rumah baca ini merupakan bagian dari program kuliah kerja nyata (KKN) Gerakan Bakti Nusantara (GBN) UMY pada Oktober 2018.

Selain meresmikan rumah baca, juga dilakukan peletakan batu pertama penambahan pembangunan ruang kelas TK-SD Labschool Muhammadiyah, penyerahan sertifikat rumah, dan peresmian tempat prosesi adat.

Gunawan Budyanto mengatakan pembangunan rumah baca bukan sekedar program KKN GBN, tapi juga sebagai implementasi program 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Program ini sekaligus ikut mencerdaskan anak bangsa terutama di bagian timur Indonesia.

"Saya mengharapkan setelah diresmikannya rumah baca Kokoda ini, akan memiliki multifungsi yang bisa bermanfaat untuk kegiatan masyarakat, khususnya anak-anak," kata Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/1/2019).

Selain sebagai tempat membaca, Nabaca Bukuga juga bisa dijadikan tempat baca tulis Alquran dan kejar paket A. Dengan banyak fungsi tersebut, maka diharapkan juga akan memajukan masyarakat.

"Untuk menyukseskan program 3T, hingga saat ini kami sudah membangung 10 rumah baca, delapan di dalam negeri dan dua luar negeri," ungkap Gunawan.

Sementara, Ketua PP Muhammdiyah Haedar Nasir memberikan apresiasi kepada UMY yang terus menyebarkan kemajuan dan berbagi untuk kawasan-kawasan terjauh, seperti rumah baca dan program-program KKN di Kokoda. Karena itu, Haedar terus mendorong UMY meletakkan benih-benih kemajuan di masyarakat.

Ketua MPM PP Muhammadiyah M Nurul Yamin menambahkan, masalah utama warga Kokoda adalah tidak memiliki tempat tinggal tetap, sehingga mereka sulit memiliki mata pencaharian. Karena itu, MPM bersama UMY dan Muhammadiyah memberikan fasilitas tanah hibah beserta bangunan rumahnya. Lebih dari itu juga memberikan pelatihan tentang cara bagaimana bertani, beternak, dan menangkap ikan.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3590 seconds (0.1#10.140)