Atasi Kekeringan Dengan Mengangkat Air Bawah Tanah

Selasa, 09 Juli 2019 - 22:52 WIB
Atasi Kekeringan Dengan Mengangkat Air Bawah Tanah
Tangki milik PMI Gunungkidul saat melakukan dropping air. FOTO/DOK SINDOnews/Suharjono
A A A
GUNUNGKIDUL - Upaya penanggulangan kekeringan di Gunungkidul tidak bisa hanya dengan dropping Air. Namun dibutuhkan upaya pengangkatan mata air dari sumber air bawah tanah.

Komandan Kodim 0730 Letkol Noppy Laksana Armiyanto mengatakan, bencana kekeringan sudah menjadi langganan di Gunungkidul. Untuk itu dibutuhkan upaya serius mengatasi persoalan kekeringan.

"Upaya pengangkatan air dari sumber menjadi hal yang sangat penting. Tidak hanya sekedar mengandalkan dropping air," ungkapnya saat dialog dengan insan media di Gunungkidul, Selasa (9/7/2019).

Diakuinya, saat ini 14 kecamatan di Gunungkidul dilanda kekeringan. Setiap tahun pemkab menyiapkan anggaran ratusan juta rupiah untuk darurat bencana dengan dropping air.

Untuk itu, upaya mencari sumber air penting dilakukan. Hal ini untuk mengurangi beban masyarakat yang harus membeli air di saat kekeringan.

Seperti yang akan dilakukan Warga bersama Badan Wakaf Alquran, komunitas Kombi dan TNI di Desa Jepitu Kecamatan Girisubo.

"Kita akan mengangkat air dari sumber di dalam gua dengan teknologi hidran air dari sumber Pulejajar di angkat untuk memberikan layanan pada warga," katanya.

Diharapkan ke depan ada reservoir di sisi atas bukit. Kemudian air bisa dialirkan sampai ratusan kepala keluarga di Desa Jepitu."Debit airnya sekitar 30 liter /detik. Kemudian sampai mulut gua dimanfaatkan 2 liter/detik, " ulas Noppy.

Dia berharap ke depan semakin banyak sumber air yang bisa diangkat sehingga bisa mengurangi beban masyarakat di saat musim kemarau.

"Karena banyak potensi sumber air. Saat ini dibutuhkan teknologi pengangkatan. Kita akan mencoba membangun jaringan di pusat bersama Mabes TNI untuk upaya tersebut," pungkasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 6.6591 seconds (0.1#10.140)