Sidak PPDB, Gubernur Jateng Redakan Emosi para Orangtua

Rabu, 03 Juli 2019 - 12:24 WIB
Sidak PPDB, Gubernur Jateng Redakan Emosi para Orangtua
Sidak PPDB, Gubernur Jateng Redakan Emosi para Orangtua
A A A
SEMARANG - Sejumlah orangtua menggeruduk SMAN 4 Semarang, Rabu (3/7/2019) karena anaknya tersingkir dari daftar calon siswa yang bakal diterima. Meski sempat beradu mulut dengan guru, mereka akhirnya duduk mengikuti proses setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut memberi penjelasan.

Turtiantoro, salah satunya. Warga Bangunharjo Barat Banyumanik yang telah mendaftarkan cucunya, Dimas Saputra. Dia nampak murka karena cucunya akhirnya harus tersisih dari SMAN 4. Padahal jarak rumahnya dengan sekolah tidak lebih dari 1 km.

"Kemarin cucu saya sudah masuk daftar. Lha sekarang kok sudah tidak ada. Sistem ini merepotkan. Mau sekolah saja sulit," hardiknya.

Merasa bernasib sama, Sukesi yang mendaftarkan anaknya juga langsung nyolot. Bahkan dia membandingkan keruwetan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) sistem zonasi ini tidak ada bedanya dengan sengkarut SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) tahun lalu.

"Kalau dikatakan miskin saya ini juga miskin. Lha terus mau disekolahkan di mana ini? (Sekolah) swasta mahal, tidak mampu saya, pak," katanya.

Seorang guru yang nampak terbata-bata menjelaskan tidak kuasa memberi penjelasan karena begitu memberi satu penjelasan, orangtua lain langsung menimpali. Melihat hal tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang tengah melakukan sidak proses PPDB itu langsung buka suara. Mula-mula Ganjar menanyakan nama dan alamat para orangtua.

"Dari kemarin memang banyak yang protes soal SMAN 4 Semarang ini. Makanya pagi ini saya kemari. Yang harus bapak ibu ketahui, ternyata kan di sini pemukiman padat. Salah satu indikator penerimaan sistem ini memang jarak," kata Ganjar.

SMAN 4 Semarang yang berada di Kecamatan Banyumanik memang dikelilingi perumahan Gaharu yang padat penduduk. Ditambah pula beberapa perumahan di seberang sekolah. Di kawan itu, selain SMAN 4 juga terdapat SMAN 9 Semarang.

Sampai saat ini total pendaftar lewat jalur zonasi sebanyak 238 siswa dengan jarak terjauh 0,40 km. Selain itu juga ada pendaftar jalur prestasi zonasi sebanyak 79. Untuk pendaftar prestasi luar zona ada 59 sementara yang pindah tugas sebanyak 20 siswa.

Ganjar akhirnya mengajak para orangtua masuk ruang pendaftaran, meminta mereka untuk duduk dan menghadap petugas pendaftaran. "Anak ibu mana? Sudah ngecek list siswa yang masih ada? Anak ibu masuk tidak?" kata Ganjar pada Sukesi.

Ternyata anak Sukesi, Umi Febrian sudah tersisih dari SMAN 4. Ganjar lantas menanyakan pada petugas pendaftaran, kemungkinan di sekolah mana Umi diterima dan menggunakan sistem zonasi atau prestasi. Petugas pun langsung memberi penjelasan. Kemungkinan sekolah yang bisa dimasuki Umi ada tiga, pun lewat jalur prestasi dalam zona. Yakni SMAN 8, SMAN 13 dan SMAN 16 Semarang.

"Jalur prestasi ini silakan digunakan untuk mendaftar. Karena kita punya kuota sampai 35 persen. Dan ini satu-satunya provinsi yang memberi persentase tinggi pada siswa berprestasi," kata Ganjar.

Sementara pada Turtiantoro Ganjar mengatakan jika ternyata dengan zonasi dan prestasi masih tidak bisa menjangkau, dia menyilakan agar tidak ragu mendaftarkan anaknya di sekolah swasta. Ganjar bahkan mengatakan dulu dirinya juga sekolah di SMA swasta, itu karena dia pun dulu tidak diterima di SMA negeri.

"Orangtua jangan medeni, menakut-nakuti. Mestinya mensupport anaknya. Tidak terlalu penting di mana sekolahnya, yang terpenting adalah saat dan setelah sekolah itu, mau belajar dan mau kuliah di mana. Makanya saya turun, ikut menjelaskan agar masyarakat tenang," katanya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6217 seconds (0.1#10.140)