Ganjar Usul Jokowi Gelar Salawatan di Istana Usai Dilantik Presiden

Selasa, 02 Juli 2019 - 12:28 WIB
Ganjar Usul Jokowi Gelar Salawatan di Istana Usai Dilantik Presiden
Gubernur Ganjar Pranowo hadir di acara halalbihalal Syekhermania se eks Karisidenan Pati di Karang Harjo, Kragan, Rembang, Senin (1/7/2019) malam. FOTO/IST
A A A
REMBANG - Sudah enam tahun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencantumkan Jateng Bershalawat sebagai agenda rutin sejak kali pertama dilantik pada 2013 silam. Telah merasakan langsung keberkahan salawat, Ganjar pun usul agar usai dilantik pada 20 Oktober mendatang Presiden Joko Widodo menggelar shalawatan di Istana.

"Tentu akan membuat suasana semakin adem. Saya rasa itu sebuah awal yang bagus untuk menjalankan pemerintahan," kata Ganjar saat menghadiri Shalawatan dan Halalbihalal Syecher Mania "Plat K" eks Keresidenan Pati di lapangan Karangharjo, Kragan Rembang, Senin (1/7/2019).

"Itu pasti istana penuh bahkan luber sampai Monas. Masyarakat pasti akan berjubel," katanya.

Bukan tanpa alasan, sepanjang Ganjar menggelar acara Jateng Bershalawat ribuan kaum muslim pasti berduyun-duyun menghadiri. Terlebih Jateng Bershalawat selalu dipimpin ulama terkemuka, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf atau pun Habib Luthfi bin Yahya.

Awal mula kegiatan yang berlangsung setiap bulan itu memang tidak terlepas dari peran Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf. Ganjar mengisahkan waktu kali pertama berjumpa habib asal Solo itu di Klaten.

"Pada 2013 lalu saya masih nyalon Gubernur periode pertama di Klaten. Saya dikenalkan dengan habib Syech dan duduk berdampingan. Beliau bertanya, sampeyan sinten? Meh opo? Jarene sampeyan nyalon Gubernur? Gelem salawatan opo ora? Saya jawab, insyaAllah bib. Malah beliau jawab, ora ono insyaAllah, gelem opo ora? Gelem bib. Akhirnya bikin Jateng Bershalawat. Dan ini sudah tahun ke enam," katanya.

Menurut Ganjar, acara-acara bersalawat seperti Jateng Bershalawat itu memang jadi ciri khas keislaman Tanah Air. Yang beribadah dengan guyub, gotong-royong, cerminan bhinneka tunggal Ika, cerminan hubbul wathan minal iman. Bahkan, lanjut Ganjar, saat bekas Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Tufail Malik ikut hadir bersalawat sangat terkesima dengan antusias dan semangat kaum muslim.

"Beliau bertanya bagaimana menghadirkan orang sebanyak ini? Mereka hadir dengan niat tulus. Bisa tidak ya seperti ini ada di Inggris? Di London? Bersalawat dengan merdu dan damai seperti ini. Saya merasa iri sebagai seorang muslim, baru merasakan getaran seperti ini," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4568 seconds (0.1#10.140)