Rudal S-200 Suriah Nyasar ke Siprus, Diduga Tembak Jet Israel

Selasa, 02 Juli 2019 - 11:36 WIB
Rudal S-200 Suriah Nyasar ke Siprus, Diduga Tembak Jet Israel
Puing-puing rudal S-200 Suriah yang menghantam wilayah Republik Turki Siprus Utara. Foto/BBC
A A A
NICOSIA - Secara mengejutkan rudal S-200 milik Suriah menghantam wilayah Siprus yang memicu ledakan dan kebarakan di beberapa desa, pada Senin kemarin. Rudal buatan Rusia itu diduga ditembakkan militer Damaskus untuk merespons serangan jet tempur Israel.

Pihak berwenang di Republik Turki Siprus Utara mengonfirmasi bahwa rudal itu memicu kobaran api di bukit-bukit di sejumlah desa setelah sisa-sisa dari misil itu mendarat. Lokasi hantaman misil itu hampir 12 mil di timur laut Nicosia, Ibu Kota Republik Turki Siprus Utara.

Penduduk di ibu kota mengaku mendengar rentetan ledakan. Mereka juga melihat kilatan cahaya di langit sebelum terdengar tiga ledakan keras. Beberapa penghuni rumah dievakuasi di kaki pegunungan.

Tidak ada yang terluka dalam insiden aneh itu. Tetapi beberapa jam setelah proyektil menghantam daerah itu sekitar pukul 01.00 pagi dini hari, puing-puing misil masih ditemukan di desa-desa di Republik Turki Siprus Utara.

Seorang warga mengunggah foto di media sosial yang diambil dari desa Kornokypos, satu dari dua desa yang terkena hantaman misil S-200 Suriah. Mereka menggambarkannya sebagai "roket Rusia" karena memang ada kode nama negara dari puing-puing tersebut.

Seorang analis militer Siprus Yunani, Andreas Pentaras, mengatakan tanda-tanda menunjukkan bahwa itu adalah rudal surface-to-air S-200 buatan Rusia, yang dapat memiliki jangkauan hingga 250 mil (400 km).

Teknologi jamming bisa mengalihkan rudal itu, yang diyakini ditembakkan dari sistem pertahanan udara di Suriah sebagai tanggapan atas serangan udara Israel. Serangan udara Israel juga sedang berlangsung pada saat itu. (Baca: Objek Misterius Jatuh di Siprus, Diduga Jet Israel dan S-200 Suriah)

"Sebuah penilaian dari foto-foto yang dipublikasikan menunjukkan dasar sayapnya," kata Pentaras, seorang pensiunan jenderal militer, kepada saluran televisi di Siprus Selatan; Sigma.

"Ada tulisan Rusia di atasnya, jadi itu menunjukkan buatan Rusia. Suriah menggunakan rudal buatan Rusia, jadi penilaian yang tidak terlalu aman adalah...rudal S-200," katanya, seperti dikutip The Guardian, Selasa (2/7/2019).

Presiden Republik Turki Siprus Utara , Mustafa Ak?nc?, juga mengaitkan insiden itu dengan operasi militer di Timur Tengah. "Ini adalah salah satu konsekuensi buruk perang di Suriah," katanya.

Wilayah Siprus berjarak kurang dari 200 mil dari Suriah. Insiden itu menjadi yang pertama kalinya Siprus terperangkap dalam operasi militer dalam konflik Suriah.

Dalam sebuah posting di media sosial Menteri Luar Negeri Kudret Özersay mengatakan ledakan itu terjadi sebelum misil jatuh ke tanah. "Potongan-potongan yang jatuh ke beberapa titik berbeda membuktikan bahwa rudal meledak di udara sebelum jatuh," tulis dia.

Analis lain dari Siprus Yunani (Siprus Selatan) menyatakan rudal S-200 dirancang untuk meledak di udara jika senjata itu tidak mengenai sasaran. Penilaian ini disampaikan Zenonas Tziarras dari kelompok think tank setempat, Geopolitical, kepada Reuters. "Saat ini kami tidak dapat menyimpulkannya secara mutlak, tetapi dari gambar tampaknya itu S-200," katanya.

Siprus telah terpecah sejak 1974 ketika sebuah kudeta yang ditujukan untuk penyatuan dengan Yunani mendorong Turki melakukan serangan. Turki merebut sepertiga bagian utara pulau itu dan akhirnya memproklamirkan diri sebagai Republik Turki Siprus Utara dan hanya Ankara yang mengakuinya.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0528 seconds (0.1#10.140)