Begini Dampak PPDB Sistem Zonasi bagi SMA Favorit di Solo

Jum'at, 28 Juni 2019 - 19:46 WIB
Begini Dampak PPDB Sistem Zonasi bagi SMA Favorit di Solo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengecek pelaksanaan PPDB di SMA Negeri 1 Surakarta, Jumat (28/62019). FOTO/SINDOnews/ARY WAHYU WIBOWO
A A A
SOLO - SMA Negeri 1 Surakarta mulai merasakan dampak penerapan sistem zonasi dalam penerima peserta didik baru (PPDB) yang telah berlangsung sejak tiga tahun terakhir. Para guru harus ekstra dalam mengajar agar materi pelajaran dapat dipahami seluruh murid.

SMA Negeri 1 Surakarta merupakan salah satu sekolah favorit di Kota Solo. Sampai saat ini masih menduduki peringkat pertama di Kota Bengawan dan peringkat 54 se-Indonesia. "Untuk tahun ini yang sekarang lulus memang terdampak tetapi tidak terlalu. Masih bisa mempertahankan prestasi, baik nilai UN (ujian nasional) maupun prestasi lainnya," kata Kepala SMA Negeri 1 Surakarta Harminingsih usai menerima pantauan pelaksanaan PPDB oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Jumat (28/6/2019).

Sementara untuk anak yang naik ke kelas XII, para guru akan mencoba dengan kondisi apapun para siswa, yakni dengan menciptakan iklim kompetisi di sekolah. Para siswa akan dibiasakan untuk berkompetisi, sehingga mereka yang kemampuannya agak kurang diharapkan tetap bisa mengikuti ritme yang ada di sekolah. Pihaknya bersyukur cara itu ternyata cukup ampuh dan hasilnya mulai terlihat.

"Anak-anak yang dulu kurang semangat belajar, begitu melihat temannnya semangat belajar. Semangat belajarnya muncul, itu yang akan kami kembangkan," paparnya.

Disinggung mengenai dampak riil terhadap penerapan sistem zonasi, diakui kondisi para siswa saat ini heterogen. Berbeda dengan sebelumnya yang kondisinya hampir homogen karena siswa yang masuk rata-rata memiliki nilai tinggi. Salah satu keluhan yang disampaikan para guru adalah harus menerangkan pelajaran sampai dua kali. Pada beberapa mata pelajaran terasa sangat susah dan harus mengangkat sampai dua kali.

"Tapi itu memang harus ditempuh para guru dan diyakinkan bahwa kita bisa," ucapnya.

Mengenai PPDB 2019, tercatat sejauh ini ada 505 pendaftar yang telah terverifikasi dan akan terus bertambah. Sementara, kuota penerimaan siswa baru sebanyak 385 orang. Pihaknya belum bisa melihat jumlah siswa berprestasi yang mendaftar karena begitu masuk sistem tidak dipilah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, terdapat potensi adanya sekolah yang pendaftarnya sedikit. Di antaranya di pinggiran Wonogiri dan Kendal, ada sekolah yang jumlah pendaftarnya hanya enam orang.

Pihaknya akan membuat sistem agar pendaftar bisa masuk ke luar zona, jika tidak lolos bisa masuk ke dalam zona 1, zona 2, dan zona 3. "Cara ini untuk mengamankan agar anak-anak kita pasti dapat sekolah. Jalur prestasi juga diakomodir dan dikasih kemudahan-kemudahan," katanya.

Teknologi juga telah diuji coba semua. Melalui online sistem, maka diharapkan tidak perlu antre. Namun, bagi yang tidak bisa mengisi diantisipasi dengan cara ruang untuk bantuan. Ganjar menilai sistem zonasi bagus tapi membutuhkan waktu untuk membuat sekolah favorit untuk semuanya.

Tugas pemerintah adalah bagaimana membuat semua sekolah menjadi favorit. Di antaranya melakukan rotasi guru agar semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama. "Di banyak sekolah favorit dulu, muridnya sudah hebat. Gurunya diam saja, anaknya sudah pintar," katanya. Sedangkan kini dibutuhkan guru-guru yang hebat untuk memfasilitasi anak-anak yang kemampuannya kurang.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1089 seconds (0.1#10.140)