Cerita Anak Buruh Bangunan asal Batam Diterima Teknik Nuklir UGM

Kamis, 27 Juni 2019 - 19:30 WIB
Cerita Anak Buruh Bangunan asal Batam Diterima Teknik Nuklir UGM
Rahmat Eko Saputro berhasil diterima di Fakultas Teknik UGM Yogyakarta lewat jalur Bidikmisi. Foto/iNews.id/Kuntadi
A A A
YOGYAKARTA - Kesuksesan tidak berbanding lurus dengan latar belakang seseorang. Kesungguhan dan kerja keras untuk mencapai tujuan adalah kunci untuk meraih apa yang dicita-citakan.

Seperti yang dilakukan Rahmat Eko Saputro (18), warga Batam. Meski berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, putra pasangan Amnidi (53) dan Ermida (46) ini mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Rahmat diterima di Program Studi Teknik Nuklir, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melalui jalur Bidikmisi.

"Orang tua saya hanya buruh bangunan, tetapi saya tidak pernah minder. Justru saya bangga bapak yang hanya buruh bisa menyekolahkan anaknya sampai di UGM," kata Rahmat Eko ditemui di Kampus UGM, Kamis (27/6/2019).

Rahmat menuturkan, sejak kecil dia ingin bisa kuliah. Namun kondisi keuangan keluarganya yang serba kekurangan sedikit membuat kecut tekadnya. Rahmat pun berusaha belajar keras agar bisa mendapatkan prestasi di sekolah.

Kerja keras Rahmat akhirnya membuahkan hasil dan selalu meraih prestasi dan beasiswa hingga bisa diterima di UGM lewat jalur SNMPTN Undangan dan mengajukan beasiswa Bidikmisi. "Kalau kita sungguh-sungguh, pasti ada jalan," ujar alumnus SMA 1 Batam ini.

Prestasi yang diraih Rahmat Eko membuat kedua orang tuanya bangga. Mereka pun hampir tak percaya anaknya bisa diterima di UGM. Menurut Amnidi, menyekolahkan anak hingga jenjang perguruan tinggi bukanlah hal yang mudah di tengah keterbatasan ekonomi yang melilit keluarganya.

Sebagai buruh bangunan lepas, pendapatan per bulan tidak lebih dari Rp3 juta untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dua anaknya. "Kerjaan tidak tentu, tergantung proyek. Kalau lagi kosong ya di rumah saja," ujarnya.

Amnidi merupakan buruh bangunan lepas dan hanya lulusan SMP. Rumah mereka di Kampung Ace Batam juga pernah roboh dihantam banjir. Amnidi kemudian membangun kembali rumah sederhana berukuran 10 x 10 meter di tempat pengungsian.

Amnidi mengaku pernah bekerja tanpa mendapatkan upah. Saat pekerjaan selesai, mandor proyek kabur. Dia juga pernah menganggur selama dua bulan, padahal anak keduanya akan masuk SMP.

Sedangkan istrinya, Ermida bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura di sebuah rumah makan. "Istri sedang di Singapura, dua minggu di sana bantu kerja di restoran," katanya.

Namun Allah memberikan jalan dengan keberhasilan Rahmat Eko berhasil meraih juara pertama tingkat Provinsi Kepulauan Riau dalam Olimpiade Astronomi 2018 dan mewakili tingkat nasional. Prestasi itu membawa kebanggaan bagi keluarga dan daerahnya.
"Menang lomba Eko dapat uang saku dan itu digunakannya untuk membantu membiayai keperluan adiknya masuk SMP," ujarnya.

Menurut Amnidi, Rahmat Eko selalu berprestasi di sekolah. Sejak SD, sulung dari dua bersaudara itu selalu ranking 1, dan selalu masuk tiga besar sejak di SMP dan SMA.

Rahmat Eko juga pernah meraih sejumlah prestasi, mulai dari juara 3 Porseni puisi tingkat Kota Batam 2015, juara 1 debat agama Islam tingkat Provinsi Kepulauan Riau 2018, juara 3 nasional dalam kompetisi riset di ITB 2018, dan juara 1 Olimpiade Astronomi tingkat Kepulauan Riau 2018.

"Dia (Rahmat Eko) nanti akan numpang di rumah bibinya. Saya minta dia belajar yang benar. Tidak perlu pulang sebelum berhasil," ucapnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8835 seconds (0.1#10.140)