Harga Anjol Karena Over Produksi Ayam

Rabu, 26 Juni 2019 - 21:40 WIB
Harga Anjol Karena Over Produksi Ayam
Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof Ali Agus memberikan keterangan soal anjloknya harga ayam broiler di kalangan peternak Rabu (26/6/2019). FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
YOGYAKARTA - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman Tri Endah Yitmanan mengatakan adanya gejolak harga komiditi ayam yang terjadi di pasaran dikaranakan suplai yang berlebihan. Sementara untuk permintaan konusmen turun.

Meski demikian pihaknya tidak bisa mengambil langkah intervensi lantaran kewenangan Disperindag hanya sebatas menyangkut distribusi sedangkan persoalan harga, sepenuhnya diserahkan mekanisme pasar. “Menyikapi masalah over suplai, maka perlu adanya penyesuaian antara produsen dan importir,” kata Endah, Rabu (26/6/2019).(Baca Juga: Tak Berizin dan Ricuh, Satpol PP Panggil Panitia Bagi-Bagi Ayam Gratis
Endah menjelaskan sebenarnya sudah ada kesepakatan antara Disperindag DIY dengan Kemeneterian Perdagangan (Kemendag) dengan penyetor peternak DOC (daily old chicken/bibit ayam) untuk mengurangi impornya. Dan sebagai tindaklanjutnya, dalam waktu dekat Kemendag akan menerbitkan surat edaran.

“Karena sudah ada kesepakatan pengurangan DOC, bahkan sebagian telah dimusnahkan. Kami memprediksi merosotnya harga ternak ayam ini hanya sementara waktu,” paparnya.

Sementara itu Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokterah Hewan UGM mendesak pemerintah untuk turun tangan mengatasi harga di kalangan peternak dengan menetapkan harga acuan atas dan harga acuan bawah baik untuk bibit, ayam hidup dan karkas.

“Kami menyerukan untuk dilakukan penyelamtan peternak dan pelaku indutsri peternakan ayam mandiri ini,” kata Dekan Fakulats Peternakan UGM Prof Ali Agus kepada wartawan menanggapi anjloknya harga ayam broiler di kalangan peternak, di kampus setempat, Rabu (26/6/2019).

Selain menetapkan harga acuan, Ali Agus juga meminta pemerintah melalui Kementerian dan Bulog bisa mengendalikan keseimbangan ketersediaan dan kebutuhan daging ayam broiler di pasaran dengan mengurangi stok produksi bibit secara transparan. Termasuk meminta pemerintah perlu meningkatkan proporsi usaha di sektor budidaya sehingga memungkinkan pelaku usaha peternakan ayam mampu bertahan dan memperoleh kesejahteraan.

“Meski jumlahnya peternak mandiri ini hanya 20% dari seluruh pelaku usaha namun puluhan ribu keluarga dan pekerja akan terancam jika usaha mereka bangkrut,” tandasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8304 seconds (0.1#10.140)