Pengusaha Bus Wisata Diminta Menyesuaikan Prosedur New Normal

Selasa, 09 Juni 2020 - 18:38 WIB
loading...
Pengusaha Bus Wisata Diminta Menyesuaikan Prosedur New Normal
Gubernur Ganjar Pranowo saat menerima bantuan APD dari Asosiasi Pengusaha Transportasi Pariwisata Jateng (Aspatria). FOTO/Dok.Humas Pemprov Jateng
A A A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo minta pengusaha bus pariwisata melakukan penyesuaian terhadap kenormalan baru ( new normal ). Itu bisa dilakukan dengan membuat protokol khusus saat hendak naik angkutan wisata.

"Tidak sulit kok caranya, yang penting bus harus bersih, apakah itu (bus) dipasangi UV atau dipasangi air purifying. Bisa juga sopir dan kondekturnya pakai APD, atau kah jaraknya diatur dan wajib pakai masker," kata Ganjar usai menerima bantuan APD dari Asosiasi Pengusaha Transportasi Pariwisata Jateng (Aspatria), Selasa (9/6/2020).

Menurutnya, semua bidang usaha tak terkecuali pariwisata memang harus berubah karena wabah corona. Ia menyadari, sektor wisata paling terpengaruh COVID-19. Banyak pengusaha transportasi wisata yang tak mengoperasikan armadanya. Namun demikian, Pemprov Jawa Tengah tengah bersiap melakukan kenormalan baru di bidang wisata. ( )

"Seiring beberapa daerah telah menurun (tingkat penularan) kita dengan hati-hati melakukan simulasi. Kami harap Anda (pengusaha bus wisata), bisa ikut menjadi bagian, terkait prosedur normal baru (di bidang transportasi wisata)," katanya.

Ganjar menjelaskan, satu objek wisata yang akan melakukan simulasi normal baru ( new normal ) adalah Borobudur. Di candi Budha yang terletak di Magelang itu akan disimulasikan bagaimana protokol wisatawan memasuki destinasi, Rabu (10/6/2020).

"Jumlah pesertanya (simulasi) 50 orang. Setelahnya, akan dilakukan evaluasi apakah destinasi tersebut bisa dibuka tapi terbatas, mekanisme masuknya bagaimana, kemudian pelindung diri yang digunakan. Besok akan kita lihat," kata Ganjar.

Menanggapi hal itu, Ketua Harian Aspatria Jateng Kuswidyo Aji mengamininya. Ia mengaku siap menyesuaikan armada yang dimiliki oleh asosiasi dengan kenormalan baru. "InsyaAllah kita siap untuk menyikapinya, apakah itu dengan mengurangi kapasitas bus jadi separuh atau kah dengan pemasangan (penyekat) mika. Kita akan bicarakan dengan asosiasi. Proses ini (new normal) juga perlu kerja sama dengan biro, hotel dan restoran," katanya.

Kuswidyo memaparkan, sejak pandemi COVID-19 sekitar 1.000 armada bus pariwisata terpaksa tak mengaspal. Hal itu juga berimbas pada kru bus wisata yang otomatis menganggur, akibat hal tersebut.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1838 seconds (0.1#10.140)