2.040 Aplikasi Android Berbahaya Ditemukan di Google Play Store

Selasa, 25 Juni 2019 - 10:00 WIB
2.040 Aplikasi Android Berbahaya Ditemukan di Google Play Store
Pengguna Android diharapkan lebih hati-hati mengunduh aplikasi yang ada di Google Play Strore. Foto/IST
A A A
MOUNTAIN VIEW - Sebanyak 2.040 aplikasi Android palsu dan sarat malware ditemukan di Google Play Store. Hal ini dilaporkan oleh para peneliti dari University of Sydney dan Data61 dari CSIRO, yang melakukan sebuah studi selama dua tahun.

Para peneliti yang telah mempelajari lebih dari 1 juta aplikasi yang diterbitkan di Google Play, juga menemukan banyak aplikasi palsu tanpa malware. Namun memerlukan izin untuk mengakses data "berbahaya".

Di antara judul yang paling palsu telah dilaporkan game yang sangat populer seperti Temple Run, Free Flow, dan Hill Climb Racing. Para peneliti telah menggunakan jaringan saraf untuk mengidentifikasi ikon aplikasi yang serupa secara visual dan deskripsi teks yang dijiplak sebagian dari 10.000 aplikasi paling populer pertama di Play Store. Lalu model pembelajaran mesin telah melaporkan 49.608 potensi pemalsuan.

Hasil ini kemudian diperiksa untuk malware dengan alat analisis online VirusTotal dan 7.246 di antaranya ditandai oleh setidaknya satu anti-virus. Para peneliti mempersempit jangkauannya dan mengidentifikasi 2.040 aplikasi palsu dan berisiko tinggi.

Laman ComputerWorld melaporkan, studi ini juga mempertimbangkan permintaan otorisasi dan perpustakaan iklan bawaan. Hasilnya, ada 1.565 permintaan untuk setidaknya lima izin berbahaya dan 1.407 dari setidaknya lima iklan pihak ketiga yang disematkan.

Suranga Seneviratne dari University of Sydney menjelaskan, aplikasi tersebut berhasil menghindari dari proses kontrol otomatis Google Play Store. Karena itu, penting bagi Anda untuk selalu menemukan solusi baru supaya bisa menghapus perangkat lunak berbahaya dengan cepat.

Sebagian besar aplikasi yang diidentifikasi oleh penelitian ini telah dihapus setelah keluhan dan laporan dari pengguna. Tim Google telah mengumumkan dalam beberapa bulan terakhir bahwa jumlah pengiriman aplikasi yang ditolak telah meningkat lebih dari 55% pada 2018. Sementara penangguhan aplikasi telah meningkat lebih dari 66%.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9739 seconds (0.1#10.140)