LDA Keraton Solo Apresiasi Penyelenggaraan Festival Bedhayan 2019

Senin, 24 Juni 2019 - 23:00 WIB
LDA Keraton Solo Apresiasi Penyelenggaraan Festival Bedhayan 2019
Kegiatan Festival Bedhayan 2019 di Gedung Kesenian Jakarta, akhir pekan lalu. FOTO/IST
A A A
SOLO - Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo GKR Wandansari Koes Murtiyah (Gusti Moeng) memberi apresiasi terhadap penyelenggaraan Festival Bedhayan 2019 di Gedung Kesenian Jakarta, akhir pekan lalu. Festival diharapkan dapat turut melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional, serta mempopulerkan karya agung Bangsa Indonesia.

"Festival Bedhayan juga bertujuan untuk memperkenalkan pusaka kerajaan Jawa zaman dahulu yaitu Tari Bedhaya," kata Gusti Moeng, Senin(24/6/2019).

Dalam festival itu, Gusti Moeng menjadi salah satu pakar Tari Bedhayan bersama KP Sulistyo Tirtokusumo dan Wahyu Santoso Prabowo. Tari Bedhaya sendiri merupakan tarian sakral dari Keraton Surakarta dan Yogyakarta yang kini sudah dimodifikasi untuk dapat dinikmati khalayak umum dan diubah menjadi Bedhayan atau Bedhaya-Bedhayaan.

Di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta, Tari Bedhoyo merupakan tari yang sakral sekaligus sulit dilakukan dan ditarikan oleh Sembilan orang penari. Tari Bedhoyo terdiri dari 11 jenis tarian. Tari Bedhoyo merupakan tari yang diciptakan oleh Putera Mahkota Keraton Solo pada zaman Kerajaan Mataram. Inti ajaran Tari Bedhoyo berasal dari Bedhoyo
Ketawang, yakni tarian khusus upacara kenaikan tahta Raja Keraton Surakarta.

Para penari Bedhoyo adalah seorang perajurit perempuan yang dilatih kemampuan tari maupun latihan fisiknya. Dalam tarian, juga ditampilkan alat peraga seperti senjata dan tameng sebagai simbol ketangguhan para prajurit perempuan tersebut. Bedhoyo yang semula hanya berada di dalam keraton, kini sudah bisa ditampilkan di luar keraton. Ini terjadi pada era tahun 70-an ketika Raja Pakubuwono XII memberikan seni budidaya Keraton Solo kepada Republik Indonesia.

Laskar Indonesia Pusaka dan Yayasan Swargaloka yang didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan Festival Bedhayan 2019. Didirikan oleh Jaya Suprana pada 2019, Laskar Indonesia Pusaka merupakan wadah untuk mengayomi kearifan seni panggung lokal ke dalam taraf internasional. Sebagai cabang dari Jaya Suprana School of Performing Arts, komunitas ini merambah lebih dalam kepada seni panggung tradisi Indonesia. Tujuannya untuk membuat generasi milenial mengapresiasi karya bangsa.

Festival Bedhayan 2019 mengajak hadirin untuk merasakan pengalaman di keraton dalam semalam, berinteraksi langsung dengan para penari serta menyantap hidangan khas Solo. "Ini festival yang kedua, diikuti 14 sanggar di Jakarta. Saya sangat senang karena Tari Bedhaya Bisa menasional bahkan mendunia," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0405 seconds (0.1#10.140)