Ada Kasus Positif COVID-19, Wali Kota Semarang Tutup Satu Swalayan

Senin, 08 Juni 2020 - 22:15 WIB
loading...
Ada Kasus Positif COVID-19, Wali Kota Semarang Tutup Satu Swalayan
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Foto/Dok.Humas Pemkot Semarang
A A A
SEMARANG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan, Pemkot Semarang akan menutup salah satu swalayan menyusul adanya kasus positif virus corona di toko modern itu. Hanya, wali kota yang akrab disapa Hendi itu, belum menyebutkan nama serta lokasi swalayan yang akan ditutup.

"Ada kasus positif COVID-19 yang terkonfirmasi dari hasil swab test yang dilakukan di lokasi tersebut. Penutupan akan dilakukan besok Selasa (9 Juni 2020)," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (8/6/2020).

Menurut Hendi , pemilik swalayan tersebut enggan menutup sendiri, sehingga Pemkot Semarang mengambil tindakan tegas dengan menutup paksa. Ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kota Semarang.( )

Hendi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Jadi tidak ada alasan untuk condong ke pihak manapun dalam mengambil kebijakan. "Dalam rapat tadi saya putuskan, kalau pengunjung pengunjung swalayan ada yang positif, kemudian pemiliknya tidak mau menutup, besok segera tutup paksa," ujarnya.

Sementara itu, Pemkot Semarang akan terus melakukan rapid test massal COVID-19 pada sejumlah titik keramaian di Ibu Kota Jawa Tengah. Menurut Hendi, dengan didapatkannya hasil dari test massal yang dilakukan, maka kerja Pemkot Semarang untuk memutus mata rantai akan semakin tepat.

"Test massal perlu terus dilakukan, walaupun kemudian grafik penderita positif di Kota Semarang menjadi melonjak karena ditemukan klaster-klaster baru," katanya.( )

Dia mengungkapkan, strategi PKM jilid 2 yang akan teruskan di jilid 3 adalah melakukan swab secara massal. "Masuk mal, masuk pasar, anak muda nongkrong di mana kita swab, ada juga ormas, ada PKK, ada pemkot. Harapannya ketika ditemukan klaster-klaster baru, mempermudah melakukan sekat-sekat untuk memutus mata rantai," kata Hendi.

Deteksi dini penderita COVID-19, mempercepat dan meningkatkan tingkat kesembuhannya. "Kalau identifikasinya telat, umumnya sakit dulu, demam dulu, virusnya masuk ke paru-paru, susah penyembuhannya," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1129 seconds (0.1#10.140)