Galloway: AS dan Sekutunya akan Menyesal jika Menyerang Iran

Sabtu, 22 Juni 2019 - 11:51 WIB
Galloway: AS dan Sekutunya akan Menyesal jika Menyerang Iran
Misil-misil Iran saat dipamerkan di depan publik. Foto/Fox News
A A A
LONDON - George Galloway mantan anggota parlemen Inggris memperingatkan Amerika Serikat dan sekutunya di Teluk bahwa jika mereka memulai Perang Dunia III dengan menyerang Iran, maka mereka menyesal.

Menurutnya, menyerang Teheran saat ini sama halnya membuka "gerbang nereka" karena Iran tidak seperti Irak tahun 2003 yang mudah diinvasi Washington dan sekutunya.

Galloway yang dikenal sebagai penghasut perang Irak itu memastikan Teheran akan mampu menyerang balik sekutu-sekutu AS di Timur Tengah yang pada akhirnya akan menjadi "ladang bara".

Dia menyampaikan pandangannya perihal ketegangan baru-baru ini di wilayah Teluk setelah Teheran menembak jatuh pesawat tak berawak AS, RQ-4 Global Hawk, yang diklaim telah memasuki wilayah udara Iran pada Kamis, 20 Juni.

"Biar saya jelaskan pada Anda, jika menembak Iran itu akan membuka gerbang neraka. Ini bukan Irak pada tahun 2003," katanya dalam video, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (22/6/2019).

Jika konflik benar-benar pacah, Galloway percaya bahwa banyak orang Iran akan melihatnya sebagai kegemberiaan besar untuk memerangi Amerika Serikat dan sekutunya di wilayah Timur Tengah.

Dia memperingatkan sekutu-sekutu AS seperti Qatar, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi atau negara manapun yang mengizinkan tanahnya digunakan untuk meluncurkan serangan Amerika terhadap Iran. "Maka, tanah itu akan segera terbakar," ujarnya.

Pada akhir pernyataannya, mantan polisiti Partai Buruh ini menyampaikan pesan kepada dunia untuk mencegah perang Iran.

"Jangan ada lagi perang. Jangan ada lagi perang di Teluk. Jangan ada perang melawan Iran," katanya.

Sebelumnya, Presiden Donald John Trump mengaku membatalkan izin serangan militer terhadap Iran 10 menit sebelum serangan diluncurkan. Dia mengatakan ada tiga situs yang jadi target, namun serangan dibatalkan karena bisa menewaskan sekitar 150 orang.

Serangan yang dibatalkan itu sejatinya sebagai balasan atas serangan rudal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang menjatuhkan pesawat nirawak atau drone mata-mata militer AS, RQ-4 Global Hawk.

Izin serangan diberikan Trump pada Kamis malam waktu Washington atau sebelum fajar waktu Teheran. Namun, dalam hitungan menit izin itu dibatalkan dengan alasan korban jiwa yang akan jatuh tak sebanding dengan serangan terhadap drone RQ-4 Global Hawk.

"Kami menodongkan dan memuat (senjata) untuk membalas semalam terhadap tiga sasaran yang berbeda ketika saya bertanya; Berapa banyak yang akan mati?. 150 orang, tuan, itu adalah jawaban dari seorang jenderal. Sepuluh menit sebelum serangan, saya menghentikannya, tidak sebanding dengan menembak jatuh pesawat tanpa awak," tulis Trump di Twitter.

“Saya tidak terburu-buru, militer kita dibangun kembali, baru, dan siap untuk pergi, sejauh ini yang terbaik di dunia. Sanksi menggigit dan lebih banyak ditambahkan tadi malam. Iran tidak pernah bisa memiliki senjata nuklir, tidak melawan AS, dan tidak melawan dunia!"
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3595 seconds (0.1#10.140)