Instiper Yogyakarta Luncurkan Pusat Sains Kopi Nusantara

Rabu, 19 Juni 2019 - 23:19 WIB
Instiper Yogyakarta Luncurkan Pusat Sains Kopi Nusantara
Instiper Yogyakarta menggelar FGD saat peluncuran pusat sains kopi nusantara (PSKN) di di Auditheater kampus setempat, Jalan Nangka, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Rabu (19/6/2019). FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta meluncurkan Pusat Sains Kopi Nusantara (PSKN) di Auditheater kampus setempat, Jalan Nangka, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Rabu (19/6/2019).

PSKN ini sebagai wadah bersama para stakeholder kopi terutama guna mendorong terwujudnya sistem industri kopi yang berkeadilan; sebagai sarana kolaborasi antara academy, business, goverment, dan industry. PSKN diharapka juga bisa menjadi pusat rujukan pengetahuan dan database, riset dan inovasi, studi kebijakan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Dalam peluncuran PSKN tersebut juga digelar focus group discussion (FGD) dengan tema Membangun Sistem Industri dan Bisnis Kopi yang Berkelanjutan.

Rektor Instiper Yogyakarta, Purwadi mengatakan PSKN akan menjadi media penghubung bagi para pelaku industri kopi karena tren bisnis kopi dan
kebiasaan meminum kopi yang menggeliat luar biasa. Serta menjadi tempat belajar bersama untuk mengkonfirmasi semua pengetahuan agar ter-update

“PSKN ini juga kosisten kami dalam mengembangkan perkebunan dan kehutanan di Indonesia. Di antaranya dengan membuat SDM Kopi," kata Purwadi dalam acara tersebut.

Ketua Dewan Kopi Indonesia, Anton Apriyanto mengatakan kopi Indonesia di dunia sangat tersohor dan menjadi favorit pemuda. Untuk itu pemerintah harus memiliki kebijakan yang jelas dengan diperkuat riset akan mengembangkan kopi robusta atau arabika.

Dia juga melihat fenomena unik saat ini, yaitu begitu banyak anak muda yang menjadi penggemar kopi, tapi juga ingin tahu bagaimana pencampuran
kopi agar enak.

Koordianator staf khusus Presiden, Teten Masduki mengatakan, selain brand atau merek untuk kopi Indonesia, produksi kopi di Indonesia juga harus ditingkatkan. Untuk komoditi kopi, Teten menyebut tidak perlu secara jelas asal-usul kopi tersebut karena saat ini, pemilik kafe lebih ingin kenal dengan petaninya.

"Kita juga perlu mendukung agar ada pengembangan produk kopi, misal yang dibawa NASA itu produk Kopiko karena tidak mungkin menuang kopi di angkasa. Kita beruntung punya Kapal Api yang memegang secara nasional. Untuk internasional, kita punya Mayora yang menguasai pasar Filipina," jelasnya.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.8351 seconds (0.1#10.140)