Peringkat UGM Naik, Rangking 320 Top Dunia

Rabu, 19 Juni 2019 - 21:16 WIB
Peringkat UGM  Naik, Rangking 320 Top Dunia
Rektor UGM Panut Mulyono (dua dari kiri) memberikan keterangan soal capaian peringkat UGM versi QS WUR di ruang rapat pimpinan kampus setempat, Rabu (19/6/2019) sore. FOTO/SINDOnews/Priyo Setyawan
A A A
SLEMAN - Lembaga pemeringkatan universitas dunia, Quacquarelli Symonds World University Rangking (QS WUR) merilis 1000 perguruan tinggi terbaik dunia priode 2019-2020. Dalam rilis QS WUR itu sejumlah kampus Indonesia masuk dalam daftar, satu di antaranya Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menurut hasil penilaian QS, UGM menduduki peringkat top 320 dunia atau naik 71 peringkat dibandingkan tahun 2018 yang menempati urutan 391. Kenaikan posisi ini juga menempatkan UGM menduduki perguruan tinggi terbaik kedua di Indonesia setelah Universitas Indonesia (UI) yang menempati peringkat 291. Atau naik satu tingkat sebab sebelumnya UGM berada di urutan ketiga.

Rektor UGM Panit Mulyono mengatakan,baik capaian UGM ini merupakan hasil dari proses perbaikan dalam peningkatkan kualitas.Terutama proses yang mendukung pengakuan atas reputasi akademik dan impak UGM di dunia.

“Jadi capaian ini bukan tujuan yang dikejar UGM, namun hasil dari proses itu. Peringkat ini menjadi salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mendongkrak kepercayaan dunia internasional terhadap UGM,” kata Panutdi UGM, Rabu (19/6/2019) sore.

Untuk itu, ke depan UGM akan terus melakukan berbagai perbaikan dalam proses dan sistem akademik, agar misi dan mandat dapat semakin diakui, menjadi rujukan dan acuan perubahan serta memimpin di dunia internasional. Apalagi tantangan untuk mewujudkan kepemimpinan dalam berbagai bidang semakin berat. Sehingga upaya-upaya strategis yang sifatnya jangka panjang harus dapat digeser menjadi strategi pencapaian jangka pendek dan menengah.
.
“Kualitas karya-karya akademik UGM harus ditingkatkan agar dapat menjadi rujukan serta menghasilkan impak yang dapat dirasakan dunia internasional,” paparnya.

Menurut Panut, Sivitas akademika UGM, perlu mengukir lebih banyak artefak ilmiah yang kontributif terhadap kemanusiaan. Dimana impak ini dapat diukur dari sitasi karya-karya sivitas akademika UGM oleh masyarakat internasional. Buku, karya seni, desain, dan inovasi UGM yang melimpah perlu dikelola sedemikian rupa agar keterbacaannya meningkat. "Salah satu indikatornya adalah karya-karya tersebut harus memiliki sitasi yang tinggi," jelasnya.

Dia memaparkan, data yang diolah berdasarkan SciVal (salah satu alat analisis karya akademik) menunjukkan bahwa sitasi per dosen UGM meningkat dari 1,4 di tahun sebelumnya menjadi >1,5 pada tahun ini. Namun demikian, terobosan dan lompatan untuk meningkatkan kualitas karya-karya UGM harus secara konsisten dijalankan.

Di samping itu, peningkatan kepercayaan terhadap UGM juga terlihat dari semakin tingginya proporsi masyarakat internasional yang melakukan kegiatan Tridarma bersama sivitas akademika UGM, salah satunya dengan melakukan studi di UGM.

"Alih-alih mengeluarkan devisa untuk mengirim mahasiswa belajar di luar negeri, akan lebih baik bila pemerintah bersama perguruan tinggi di Indonesia termasuk UGM membangun jejaring pendidikan tinggi yang menarik dunia internasional, baik akademisi, industriawan, dan mahasiswa, untuk berkarya bersama di Indonesia, membangun suasana akademik dengan kualitas yang setara dengan perguruan tinggi di luar negeri," tandasnya.

Kepala Kantor Jaminan Mutu UGM, Indra Wijaya mengatakan tahun ini QS WUR melakukan penilaian terhadap 1620 perguruan tinggi di dunia. Namun
setelah dievalusi hanya 1001 PT yang dipublis, 50 di antarnya merupakan PT yang baru masuk penilaian sebab tahun sebelumnya tidak.

Dari jumlah itu, ada 9 PT di Indonesia. Unutk perguruan tinggi lainnya belum masuk, karena syaratnya belum terpenuhi. Di antaranya dalam waktu lima tahun harus ada 3000 publikasi. “Karena itu tidak semua PT bisa masuk karena publikasinya kurang,” ungkapnya.

Untuk penilaian sendiri ada enam item, yaitu reputasi akademik dengan bobot 40%, repurasi employer 10%, mahasiswa aktif, 10%, sitasi paper per dosen 20%, dosen internasional 5% dan mahasiswa internsional 5%.
(nun)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0235 seconds (0.1#10.140)