Ngumpulke Balung Pisah, 268 Diaspora Jawa Akan Kumpul di Solo

Rabu, 19 Juni 2019 - 19:18 WIB
Ngumpulke Balung Pisah, 268 Diaspora Jawa Akan Kumpul di Solo
Ketua Panitia Kegiatan Pertemuan Diaspora Jawa di UNS, Setyo Budi dan sesepuh Javanologi UNS Solo Prof Sahid Widodo saat memberikan keterangan pers, Rabu (19/62019). Foto/SINDOnews/Ary Wahyu Wibowo
A A A
SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menjadi tuan rumah pertemuan diaspora Jawa. Sebanyak 268 orang keturunan suku Jawa dari berbagai negara bakal bertemu selama empat hari mulai 20-23 Juni mendatang.

Ketua panitia kegiatan, Setyo Budi mengatakan, Diaspora Jawa secara kesejarahan adalah keturunan dari orang-orang Jawa yang di masa lampau melakukan migrasi ke berbagai negara. UNS membuat rangkaian acara yang terkait dengan kerinduan sedulur (saudara) kepada tanah tumpah darah dan budaya leluhurnya.

"Terhitung ada delapan kelompok besar yang hadir, yakni dari tujuh negara Diaspora Jawa," kata Setyo Budi Rabu (19/6/2019).

Negara-negara itu adalah Malaysia sebanyak 123 peserta, Belanda 38 peserta, Singapura 26 peserta, New Caledonia 51 peserta, Suriname 6 peserta, termasuk Duta Besar Suriname untuk Indonesia, China 2 peserta, Amerikat Serikat 1 peserta, serta Diaspora Jawa yang berasal dari pulau-pulau lain di Indonesia sebanyak 21 peserta. "Jumlah keseluruhan sebanyak 268 peserta," katanya.

Kegiatan itu dipelopori UPT Layanan Internasional dan Pusat Studi Javanologi (Institut Javanologi) LPPM UNS bekerja sama dengan Paguyuban Javanese Diaspora Network: Ngumpulke Balung Pisah (JDN) serta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Berbagai kegiatan yang berbasis budaya Jawa digelar di UNS yang sebagian besar bertempat di Pendapa Javanologi. Mulai dari prosesi pembukaan yang penuh nuansa simbolik Jawa, dan sarasehan yang bertema Ngelmu Jawa. Juga pemutaran dan diskusi film Sugeh karya dari peserta Malaysia, Pentas Seni dari peserta, Pameran karya seni dan data kesejarahan Diaspora Jawa, serta malam kesenian dalam agenda madhang bareng.

"Yang menarik dari acara besar berskala dunia tersebut adalah menggunakan Boso Jowo Ngoko sebagai bahasa pengantar," katanya. Sebab para peserta yang dari berbagai belahan dunia mayoritas menguasai bahasa Jawa ngoko.

Rektor UNS Profesor Jamal Wiwoho yang akan berbahasa Jowo Ngoko saat acara pembukaan. Melalui pertemuan itu, diharapkan terbangun jaringan paseluduran (persaudaraan) yang akan ditindaklanjuti dengan jaringan kerja sama. Baik dalam bidang pengembangan pendidikan dan budaya.

Dalam rangka menyambut para tamu, Paguyuban JDN dan Pemkot Solo juga menyambut dengan berbagai kegiatan, antara lain Solo Tour City, Gala-dinner dengan wali kota, ramah-tamah antarpeserta Diaspora, Nonton Wayang, Car Free Day, dan beberapa lagi.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1070 seconds (0.1#10.140)