Kakek Seorang Diri Hidup di Gubuk Sempit Bersama Ternaknya

Selasa, 18 Juni 2019 - 10:50 WIB
Kakek Seorang Diri Hidup di Gubuk Sempit Bersama Ternaknya
Kakek Seorang Diri Hidup di Gubuk Sempit Bersama Ternaknya. Foto/iNews/Suryono Sukarno
A A A
PEKALONGAN - Seorang kakek bernama Slamet (84 tahun) warga Rt 17 Rw 4, dukuh Gempol desa Tanjungsari kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah, kondisinya memprihatinkan. Kakek renta ini tinggal di gubuk sempit, dekat irigasi jauh dari tetangga.

Dia tidur dan aktivitias di dalam gubuk yang dibuatnya sendiri ini sudah bertahun- tahun. Sehari- hari, sang kakek tiggal bersama dengan ayam dan itik peliharaanya. Tak ada barang berharga atau stok makanan di tempat ini.

Untuk makan dan kebutuhan sehari-hari, kakek ini juga sangat kesulitan, bahkan kadang tidak makan. Dia hanya bertahan hidup dengan makan dari bantuan orang melintas atau tetangga yang peduli.

“Saya sudah lebih dari dua tahun tinggal di gubuk yang saya buat sendiri ini. Selama ini makan dan kebutuhan lain dari warga yang melintas juga dari warga sekitar. Kadang menjual itik atau ayam yang saya pelihara ke warga sekitar, untuk membeli makan,” jelasnya.

Kondisi mbah Slamet ini juga tengah menderita sakit hernia, tanpa penanganan memadai. “Sakit saya sudah lama, dan karena tidak ada biaya serta tak ada yang mengantar, maka tidak berobat," jelas kakek ini sambil tiduran di gubunknya.

Dia tinggal di gubuk ini sudah lebi dari dua tahun karena tidak punya tempat tinggal lagi. Tanah yang ditempati juga bantaran isigasi sawah milik pemerintah dan membangun gubuk ini sendiri dari kayu dan bambu yang ada di sekitar lokasi.

Aji Purwo, relawan kabupaten Pekalongan menyebutkan pihaknya mendapati kakek ini tinggal di gubuk dan sudah berusaha untuk mencarikan bantuan. “Saya mendapat informasi lalu saya cek, ternyata benar ada kakek yang tinggal di gubuk. Lalu kita data dan semoga bisa ada yang membantu," jelas Aji Purwo.

Pihaknya berharap pemerintah kabupaten segera tanggap dan bisa menolong warga ini agar tidak terlantar dan sakitnya bisa diobati.

“Dalam waktu dekat ini, akan berusama mencari keluarga yang masih mau menampung. Jika tidak ada, akan disalurkan ke panti sosial atau warga yang bisa merawatnya, terutama memenuhi kebutuhan sehari-hari," jelas Purwo.
(mif)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.3152 seconds (0.1#10.140)