Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi Meninggal Dunia saat Disidang

Selasa, 18 Juni 2019 - 06:22 WIB
Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi Meninggal Dunia saat Disidang
Mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi dikabarkan meninggal dunia saat menjalani persidangan di pengadilan negara setempat. FOTO/IST
A A A
KAIRO - Mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi meninggal dunia saat menjalani persidangan di pengadilan negara setempat, Senin (17/6/2019). Stasiun televisi pemerintah Mesir menyebut, presiden yang digulingkan dalam kudeta militer 2013 itu sempat pingsan dan tak lama lalu mengembuskan napas terakhir.

"Jenazahnya telah dipindahkan ke rumah sakit dan prosedur yang diperlukan sedang berlangsung," demikian dilaporkan Nile News TV, Senin (17/6/2019).

Dilansir dari BBC, Morsi dilaporkan pingsan setelah menjalani sidang yang mana dia menghadapi tuduhan mata-mata. Tak lama kemudian dia mengembuskan napas terakhir. Saat wafat, Mursi berusia 67 tahun.

Morsi terpilih secara demokratis pada 2012, setelah bergolaknya Musim Semi Arab 2011 di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Naiknya Morsi ke pucuk kekuasaan menandakan berakhirnya 30 tahun pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. Morsi kemudian digulingkan, menyusul aksi protes massal dan kudeta militer pada Juli 2013.

Morsi tercatat hanya menjabat satu tahun sebagai Presiden Mesir, dari masa jabatan empat tahun. Usai tersingkirnya Morsi dari tampuk kekuasaan, organisasi tempat dia berasal, Ikhwanul Muslimin, sejak itu dilarang di seluruh Mesir.

Sebelum wafat, ia telah menjalani masa hukuman tujuh tahun, karena dinilai terbukti memalsukan aplikasi pencalonannya untuk pemilihan presiden 2012. Dalam persidangan, Morsi juga menghadapi tuduhan mata-mata.

Beberapa bulan lalu, seorang mantan pejabat militer Israel, Aryeh Eldad, dalam sebuah artikel di surat kabar Maariv mengonfirmasi bahwa Israel mengatur kudeta militer terhadap Morsi.

"Pecahnya revolusi Januari bertepatan dengan penilaian keamanan Israel bahwa Presiden terpilih Mohamed Morsi, seorang pria Ikhwanul Muslim, bermaksud untuk membatalkan perjanjian damai dengan Israel dan mengirim lebih banyak pasukan militer Mesir ke Semenanjung Sinai," tulis Eldad.

"Pada tahap itu, Israel cepat dan mengaktifkan alat diplomatiknya, dan mungkin bahkan sarana yang lebih besar, untuk membawa Abdel Fattah Al-Sisi berkuasa di Mesir, dan meyakinkan pemerintah Amerika Serikat saat itu di bawah Presiden Barack Obama untuk tidak menentang langkah ini," lanjut Eldad.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7640 seconds (0.1#10.140)