Ratusan Balon Raksasa Warna-Warni Hiasi Langit Wonosobo

Sabtu, 15 Juni 2019 - 16:10 WIB
Ratusan Balon Raksasa Warna-Warni Hiasi Langit Wonosobo
Balon-balon raksasa diterbangkan dalam Java Traditional Ballon Festival di Lapangan Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (15/6/2019). FOTO/iNews/Didik Dono Hartono
A A A
WONOSOBO - Sebanyak 123 peserta mengikuti Java Traditional Ballon Festival di Lapangan Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (15/6/2019). Balon-balon raksasa ditampilkan dalam kegiatan yang digagas Pemkab dan Komunitas Balon Udara Wonosobo, serta didukung AirNav Indonesia.

Berdasarkan pantuan di lapangan, banyak di antara balon milik peserta yang gagal terbang. Hal ini disebabkan kencangnya tiupan angin hingga menyulitkan proses penerbangan balon tersebut. Beberapa bahkan sobek dan rusak sebelum diterbangkan.

"Saya kecewa sekali. Balonnya udah mau naik tapi jatuh lagi ke bawa angin, jadinya gagal terbang. Ini karena lokasinya terlalu terbuka, tidak banyak pohon yang melindungi sehingga angin terasa kencang," ujar Ahmad, salah satu peserta Festival Balon Udara Tradisional.

Seorang wisatawan, Rera Anggraini mengaku sangat antusias menyaksikan festival tersebut. Dia mengaku kagum melihat banyaknya balon udara berukuran raksasa. Namun ekspektasinya sedikit berkurang karena melihat banyaknya balon yang gagal terbang.

"Seru banget, biasa kan lihat balon udara terbang terus menghilang. Tapi ini melihatnya terbang bersama, itu sesuatu yang jarang. Tapi memang sedikit berkurang karena tadi banyak banget balon yang gagal terbang," katanya.

Ratusan Balon Raksasa Warna-Warni Hiasi Langit Wonosobo


Sementara itu, Direktur Keselamatan Airnav Indonesia, Yurlis Hasibuan mendukung gelaran festival yang juga diselenggarakan sebagai upaya sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya keselamatan penerbangan dan larangan penerbangan balon udara liar. Menurutnya, balon itu harus ditambatkan dengan tali dengan panjang maksimal 100 meter.

Menerbangkan balon udara tradisional dengan cara ditambatkan sudah menjadi budaya baru yang dilakukan masyarakat Wonosobo dalam momentum Syawalan,” ujarnya.

Festival ini kata ini, mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan tentang penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat.

"Masyarakat telah turut berpartisipasi menjaga keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia," katanya.

Dia mengungkapkan, sejauh ini sudah ada 58 laporan balon udara yang berada di jalur penerbangan hingga dapat membahayakan. Terbanyak laporan itu berasal dari Wonosobo dan Pekalongan.

"Balon udara ini berbahaya jika terkena mesin maupun sayap pesawat. Karena itu sosialisasi terus kami lakukan ke masyarakat," tuturnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9190 seconds (0.1#10.140)