Pikat Wisatawan, Kota Semarang Garap Pecinan dan Kampung Melayu

Sabtu, 15 Juni 2019 - 07:45 WIB
Pikat Wisatawan, Kota Semarang Garap Pecinan dan Kampung Melayu
Acara peringatan kedatangan Sam Po Tay Djien (Laksamana Cheng Ho) ke bumi Nusantara. Kota Semarang akan menggarap kawasan Pecinan dan Kampung Melayu untuk pikat wisatawan. FOTO/DOK.SINDOphoto
A A A
SEMARANG - Kota Semarang memiliki sejarah panjang berkumpulnya beragam suku dan etnis (melting point). Kondisi tersebut membawa implikasi hadirnya pula sejumlah budaya dan arsitektur bangunan di beberapa perkampungan etnis seperti Kampung Pecinan, Kampung Kauman, Kampung Eropa, Kampung Pekojan, dan Kampung Melayu.

Beragam kawasan heritage itu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Saat ini revitalisasi kawasan heritage masih berfokus pada penataan Kota Lama dan Pasar Johar. Usai dua lokasi tersebut, Pemerintah Kota Semarang berencana melakukan revitalisasi Kampung Pecinan.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan bila wisata heritage di Kota Semarang tak terbatas pada kawasan arsitektur Eropa di Kota Lama, melainkan masih banyak lokasi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan.

"Selain itu (Kota Lama), masih banyak lokasi bersejarah yang bisa dikembangkan untuk wisata. Masih ada kawasan Kauman, Pekojan, Pecinan, dan Kampung Melayu," ujar pria yang akrab disapa Hendi tersebut, Jumat (14/6/2019).

"Kawasan-kawasan ini akan dihidupkan kembali untuk menjadi sebuah wisata heritage di Kota Semarang yang terintegrasi," katanya.

Melalui kawasan heritage terintegrasi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di sektor sejarah. Terlebih saat ini revitalisasi Kota Lama telah mencapai 95% sehingga akan semakin menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Sekretaris Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang, Irwansyah menyatakan, sudah disiapkan Detail Engineering Design (DED) untuk revitalisasi Pecinan. Sedangkan revitalisasi Kampung Melayu masih dalam proses perencanaan awal.

"Untuk Kampung Melayu kita sebentar lagi akan mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk kemudian kita teruskan ke DED dan nantinya juga ada pembangunan fisiknya. Salah satu yang menjadi fokus yakni perbaikan menara di Masjid Kampung Melayu," ungkap Irwansyah.

Menurutnya, beragam etnis, budaya, dan peninggalan bangunan menjadi modal untuk memikat wisatawan. "Prinsipnya dalam proses pembangunan kota tidak boleh ada bangunan yang tidak berfungsi. Kita juga sudah tahu bangunan cagar budaya setelah diolah bisa menjadi potensi," tutur Irwansyah.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9941 seconds (0.1#10.140)