Angkutan Mudik Gratis Diklaim Turunkan Pemudik Sepeda Motor

Jum'at, 14 Juni 2019 - 19:15 WIB
Angkutan Mudik Gratis Diklaim Turunkan Pemudik Sepeda Motor
Pengguna kapal laut dalam program mudik gratis Angkutan Lebaran Kementerian Perhubungan 2019 berhasil mengurangi pemudi sepeda motor. FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah Satrio Hidayat mengklaim penyediaan angkutan mudik-balik Lebaran 2019 gratis oleh pemerintah serta stakeholder berhasil menurunkan penggunaan kendaraan pribadi.

"Khususnya pemudik pengguna sepeda motor. Tak hanya itu, layanan tersebut dinilai juga berimbas pada penurunan penumpang angkutan umum, sekali pun bukan menjadi faktor utama," kata Satrio di Semarang, Jumat (14/6/2019).

Dia mengungkapkan, penggunaan kapal laut yang membawa motor dalam program mudik gratis Angkutan Lebaran Kementerian Perhubungan Tahun 2019 dinilai cukup sukses. Sebab, load factor arus balik untuk penumpang mencapai 94% dan motor 91%. Tahun lalu hanya berkisar antara 40%-50%.

"Ini menggembirakan karena artinya informasi yang disampaikan ke masyarakat cukup baik. Pendaftaran arus balik sekarang juga dibuka sampai dengan kapal mau berangkat," katanya.

Secara umum, lanjut dia, arus mudik dan balik di Jateng berlangsung lancar. Kejadian-kejadian menonjol, relatif mampu diatasi petugas di lapangan. Seperti saat gerbang tol Colomadu ditutup, petugas bisa memberi penjelasan dengan baik dan bisa diterima masyarakat.

"Arus balik dari Bawen-Kalikangkung sempat dibuat satu arah. Memang ada keluhan dari masyarakat, tapi teman-teman mampu menjawab dengan baik, sehingga penjelasannya bisa diterima," ujarnya.

Sementara, setelah beroperasi selama 15 hari, Posko Terpadu Lebaran Provinsi Jateng ditutup secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng Sri Puryono di Wisma Perdamaian, Jumat (14/6/2019).

Sri Puryono selaku Ketua Posko Terpadu Lebaran menyampaikan apresiasi pada jajaran dan seluruh mitra kerja. Sebab, penanganan arus mudik dan balik di wilayah Jateng bisa berjalan dengan optimal.

Menurutnya, meski secara umum berhasil tapi ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Salah satunya pada pengambilan kebijakan rekayasa lalu lintas seperti contraflow. Langkah itu perlu dikomunikasikan lebih optimal dengan pihak-pihak yang terdampak, seperti organda (Organisasi Angkutan Darat).

"Contraflow yang dilakukan Dirlantas kemarin luar biasa karena efektif sekali mengurangi kemacetan. Kalau tidak ditutup, bisa 60-70 km macetnya. Saya tidak mau ada tol justru macet. Namun, ke depan perlu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terdampak contraflow. Organda dilibatkan," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0109 seconds (0.1#10.140)