Haul Kiai Sholeh Darat, Ribuan Umat Islam Khusuk Lantunkan Tahlil

Jum'at, 14 Juni 2019 - 18:05 WIB
Haul Kiai Sholeh Darat, Ribuan Umat Islam Khusuk Lantunkan Tahlil
Ribuan umat Islam tampak khusuk mengikuti tahlil akbar dan ziarah di makam Kiai Sholeh Darat, kompleks TPU Bergota, Semarang, Jumat (14/6/2019). FOTO/SINDOnews/AHMAD ANTONI
A A A
SEMARANG - Ribuan umat Islam tampak khusuk mengikuti tahlil akbar dan ziarah di makam Kiai Sholeh Darat, kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota, Semarang, Jumat (14/6/2019).

Para santri dari beberapa pondok pesantren, seperti dari Ponpes Life Skill Daarun Naajah bersama ulama, habaib, pejabat dengan seksama melantunkan tahlil di sekitar makam ulama besar tersebut.

KH Muhammad Sholeh bin Umar al-Samarani atau dikenal dengan nama Kiai Sholeh Darat merupakan ulama asal Kota Semarang. Adalah putera Kiai Umar, ulama dan pejuang sekaligus tangan kanan Pangeran Diponegoro.

Selain mempelajari ilmu agama dari sang ayah, Kiai Sholeh Darat juga belajar ilmu agama dari sejumlah ulama di berbagai penjuru Nusantara. Beliau bahkan menimba ilmu agama di Mekkah, dan juga mengajar di sana.

Kiai Sholeh Darat kemudian memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan membagikan ilmu agama yang dimiliki di Pondok Pesantren Darat, di bagian utara Semarang. Tak hanya mengajar ilmu agama, Kiai Sholeh Darat juga menanamkan rasa cinta Tanah Air kepada para muridnya.

Memiliki nasionalisme tinggi, beberapa muridnya bahkan dikenal sebagai patriot. Seperti RA Kartini yang menjadi pejuang emansipasi wanita, KH Hasyim Asyari pendiri organisasi masyarakat (Ormas) Islam Nahdlatul Ulama dan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.

"Soal ajaran agama, ikut Mbah Sholeh. Mbah Sholeh pulang dari Arab bersama-sama kala itu ada Syekh Nawawi Al-Bantani serta Syekh Muhammad Saman. Masya Allah," ujar Habib Umar Muthohar.

Pada kesempatan itu, Habib Umar juga menceritakan kisah teladan Nabi Muhammad SAW yang mampu "mengetuk hati" orang yang semula menentangnya, Umair bin Wahab yang juga dijuluki sebagai Setan Quraisy, hingga orang tersebut memeluk agama Islam.

"Umair bin Wahab memiliki niat buruk untuk mencelakai Rasulullah. Namun dengan ketenangan hati, Rasulullah justru menemui langsung Umair bin Wahab, meski para sahabat berupaya melindungi Rasulullah dengan mencegah pertemuan itu," katanya.

Dia menceritakan, ketika Umair bin Wahab berbohong kepada Rasulullah tentang tujuannya berkunjung ke kediaman Rasul, karena dia mengatakan hanya ingin membahas persoalan tawanan perang, Rasulullah dengan santun justru membeberkan maksud terselubung Umair bin Wahab. Tertegun karena Rasulullah mengetahui rencana buruknya, Umair bin Wahab pun meyakini bahwa apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW adalah wahyu dari Allah SWT, hingga dia kemudian dia memeluk agama Islam.

"Kanjeng Nabi tahu dan dipersilakannya masuk, ditanya tujuannya apa? Katanya mau rembukan masalah tawanan perang. Kanjeng Nabi bilang kalau orang itu berbohong dan Kanjeng Nabi tahu tuannya adalah untuk membunuh Kanjeng Nabi. Setan Quraisy itu kaget lalu masuk Islam," kata Habib Umar Muthohar di hadapan para peziarah.

Sementara, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menyampaikan, bulan Syawal ini merupakan momentum yang tepat untuk benar-benar kembali suci dengan saling bermaafan. Karena tali silaturahmi yang selama ini dijalin antar sesama mesti terus dipertahankan.

"Ibadah bulan Ramadhan itu habluminallah lalu diakhiri dengan Idul Fitri yang (merujuknya ke) habluminannas. Kita tidak bisa (kembali) suci sebelum saling memaafkan sesama. Mohon maaf lahir dan batin," ujar Gus Yasin.

"Semoga ibadah yang kita laksanakan pada waktu Ramadan dapat diterima Gusti Allah SWT. Ibadah membaca Alquran dapat mencerahkan hati saya dan anda semua, sehingga kita semua dapat lebih bertakwa kepada Allah SWT," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5689 seconds (0.1#10.140)